Chicago (ANTARA) - Harga emas naik tipis mendekati level tertinggi empat bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang keuntungan untuk hari keempat berturut-turut, karena dolar yang lebih lemah dan kekhawatiran inflasi terus mempertahankan daya tarik logam mulia.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terkerek 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi ditutup pada 1.868 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (17/5/2021), emas berjangka melambung 29,5 dolar AS atau 1,6 persen menjadi 1.867,60 dolar AS.

Emas berjangka juga melonjak 14,1 dolar AS atau 0,77 persen menjadi 1.838,10 dolar AS pada Jumat (14/5/2021), setelah menguat 1,2 dolar AS atau 0,07 persen menjadi 1.824,00 dolar AS pada Kamis (13/5/2021), dan anjlok 13,3 dolar AS atau 0,72 persen menjadi 1.822,8 dolar AS pada Rabu (12/5/2021).

"Imbal hasil obligasi hanya naik satu tingkat," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
“Dolar yang lebih lemah telah memberikan sebagian besar dukungan. (Tapi) emas memiliki performa yang cukup bagus, tetapi sama sekali tidak berada dalam pasar yang bullish."

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan sebagai acuan beringsut lebih tinggi, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil atau suku bunga.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya jatuh mendekati level terendah tiga bulan, membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

"Narasinya jelas bergeser ke arah inflasi ... tetapi mungkin yang lebih kritis, Anda telah mendapatkan pelemahan dolar AS, yang mungkin merupakan pendorong utama dan penting," kata Ross Norman, seorang analis independen.

Analis juga mencatat bahwa arus masuk ke reksa dana berbasis emas atau gold exchange-traded-funds mengindikasikan para investor membeli logam mulia untuk lindung nilai terhadap kekhawatiran inflasi.

Setelah kenaikan harga-harga di Amerika Serikat, risalah rapat kebijakan terakhir Federal Reserve diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang prospek kebijakan moneter dan pandangan pembuat kebijakan tentang inflasi. Bank sentral AS akan merilis risalah pada Rabu waktu setempat.

“Fed tidak akan tergoda untuk mengguncang perahu dalam hal pemulihan yang sedang mengumpulkan beberapa momentum. Menaikkan suku bunga atau diskusi tentang pengurangan program pembelian obligasi (tapering) mungkin akan kontraproduktif pada tahap ini,” kata Norman.

Emas juga mendapatkan dukungan dari pembeli berbasis grafik setelah emas menembus di atas rata-rata pergerakan 200 hari, yang dianggap sebagai sinyal bullish.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 5,9 sen atau 0,21 persen menjadi ditutup pada 28,333 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 19,2 dolar AS atau 1,54 persen menjadi ditutup pada 1.225,30 dolar AS per ounce.

Baca juga: IHSG ditutup menguat tipis, dipicu minimnya sentimen positif domestik
Baca juga: Saham Prancis kembali melemah, indeks CAC 40 merosot 0,21 persen
Baca juga: Saham Inggris berbalik menguat, indeks FTSE 100 terkerek 0,02 persen

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021