Akses yang adil ke vaksin yang efektif adalah cara utama untuk mengekang pandemi COVID-19 global
Taipei (ANTARA) - Taiwan akan mendapatkan 400.000 lebih dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca Plc pada hari Rabu dari program berbagi global COVAX, kata pemerintah, karena menghadapi berkurangnya pasokan suntikan selama lonjakan infeksi domestik.

Taiwan telah melaporkan hampir 1.000 infeksi baru selama seminggu terakhir atau lebih, yang mengarah ke pembatasan baru di ibu kota, Taipei, dan mengejutkan penduduk yang telah terbiasa menjalani hidup hampir secara normal.

Tetapi stok vaksinnya menurun dengan cepat. Taiwan hanya menerima sedikit lebih dari 300.000 sampai saat ini, semuanya dari AstraZeneca Plc. Setidaknya dua pertiga dari itu telah didistribusikan.

Baca juga: Universitas Taiwan beralih daring, museum ditutup perangi COVID-19
Baca juga: Taiwan larang kedatangan dari India


Juru bicara kabinet Lo Ping-cheng mengatakan kepada wartawan bahwa sekitar 400.000 dosis tambahan akan tiba di Taiwan pada Rabu sore dari Amsterdam.

Vaksin itu berasal dari COVAX, yang mendistribusikan vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah, kata Lo.

Taiwan mengatakan akan mendapatkan lebih dari 1 juta suntikan AstraZeneca melalui COVAX.

Taiwan telah memesan 20 juta dosis, sebagian besar dari AstraZeneca tetapi juga dari Moderna Inc, meskipun kekurangan global telah membatasi pasokan.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan mengatakan setelah lokakarya virtual tentang vaksin pada hari Selasa dengan diplomat terkemuka AS, Inggris, Jepang dan Australia di Taipei bahwa vaksin harus didistribusikan secara adil.

"Akses yang adil ke vaksin yang efektif adalah cara utama untuk mengekang pandemi COVID-19 global. Kami berharap untuk pengembangan dan pemasaran vaksin yang lebih efektif dan memadai, dan menyerukan semua negara untuk bekerja sama untuk mengakhiri pandemi COVID-19," katanya.

Taiwan memobilisasi para diplomatnya untuk mencoba mempercepat akses ke lebih banyak vaksin, dan sedang dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat untuk bagian dari vaksin COVID-19 yang rencananya akan dikirim Presiden Joe Biden ke luar negeri.

Brent Christensen, duta besar de facto AS untuk Taiwan, mengatakan pada acara yang sama bahwa "berbicara tentang vaksin COVID-19 dapat menjadi subjek yang sensitif", menurut salinan pernyataannya yang diterbitkan oleh kantornya.

"Kami menyadari bahwa setiap negara dan wilayah berada pada tahap yang berbeda dalam program vaksinasi COVID-19 mereka," kata pernyataan itu. "Sayangnya, banyak yang masih menghadapi kesulitan untuk mendapatkan akses ke vaksin."

Sumber : ReutersBaca juga: Taiwan nyatakan sedang dalam pembicaraan untuk vaksin COVID dari AS
Baca juga: Taiwan terapkan aturan COVID, minta warga tidak panik belanja

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021