Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan kajian dan merekomendasikan untuk memperkuat potensi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) guna menciptakan produk riset dan inovasi dalam negeri untuk mendukung kemandirian bangsa Indonesia.

"Ini menuntut kita untuk bekerja sama yang lebih intensif bagaimana kita mengumpulkan, berkolaborasi dengan semua pihak untuk meningkatkan TKDN," kata Direktur Pusat Pengkajian Industri Proses dan Energi BPPT, Adiarso dalam webinar "Ekosistem Inovasi Teknologi Penanganan COVID-19: Peta dan Upaya Penguatannya", di Jakarta, Rabu.

Baca juga: BPPT: Produk inovasi DDR miliki peluang pasar komersial di Indonesia

Baca juga: BPPT dan lintas institusi lahirkan produk inovasi tangani COVID-19


BPPT juga merekomendasikan untuk mendorong produk inovasi masuk ke dalam e-katalog produk inovasi, pengembangan klaster industri produk inovasi, serta peningkatan status kesiapan produk inovasi (Katsinov).

Adiarso menyatakan pentingnya peran seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk dalam penguatan industri dalam negeri baik industri inti, industri pendukung, dan industri pemasok dalam menyediakan dan meningkatkan TKDN suatu produk inovasi.

Adiarso mencontohkan pada produk inovasi Direct Digital Radiography (DDR) untuk rontgen digital, ternyata sebagian komponennya masih impor.

"Ini menjadi peluang bagi kita untuk melakukan terobosan-terobosan supaya proses peningkatan atau capaian TKDN ini bisa secepat mungkin dan semaksimal mungkin bisa kita harapkan," tuturnya.

Kajian TKDN dan klaster industri penting guna mengetahui seberapa jauh capaian komponen dalam negeri dari hasil inovasi anak bangsa.

Dari kajian TKDN Garam Terintegrasi, jika sebagian besar material pabrik diimpor, TKDN hanya tercapai 25 persen, namun bila didukung oleh industri dalam negeri potensi TKDN dapat mencapai 71,1 persen.

Baca juga: Kemenperin genjot TKDN produk nasional

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021