Pada tahun 2024 sebanyak 400 ribu ton gula produksi PTPN akan dijual secara ritel. Tujuannya, agar harga gula di pasaran bisa dikendalikan
Kediri, Jawa Timur (ANTARA) - PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memproyeksikan produksi gula dalam empat tahun ke depan atau pada 2024 mencapai 1,8 juta ton sehingga dapat membantu pemerintah memenuhi kebutuhan gula konsumsi nasional.

Direktur Utama Holding PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Gani usai mencanangkan giling tebu perdana di Pabrik Gula Ngadiredjo, Kediri, Jawa Timur, Kamis, mengemukakan angka produksi itu dua kali lipat dari target produksi gula PTPN Group pada 2021 sebanyak 900 ribu ton.

"Kami memiliki 45 pabrik gula, tapi yang dioperasikan 34 pabrik. Kami sudah menyusun roadmap (peta jalan) gula nasional sampai empat tahun ke depan atau tahun 2024, yakni PTPN akan meningkatkan produksi gula hingga menjadi 1,8 juta ton," jelas Abdul Gani.

Jika produksi itu mampu direalisasikan, lanjutnya, PTPN bersama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dan perusahaan gula swasta diharapkan bisa menghasilkan setidaknya 3,2 juta ton gula pada 2024.

"Jumlah produksi 3,2 juta ton itu sesuai dengan kebutuhan gula konsumsi nasional yang diproyeksikan pada 2024 mendatang," tambahnya.

Baca juga: Tingkatkan luas tanam, PTPN targetkan produksi gula 2 juta ton

Menurut Abdul Gani, target produksi gula sebanyak 1,8 juta ton pada 2024 menjadi tantangan bagi PTPN III. Sejumlah upaya telah dilakukan untuk mencapai sasaran itu, salah satunya memperluas areal tanam tebu dari saat ini hanya 55 ribu hektare menjadi 85 ribu hektare.

Perluasan lahan tanam tebu juga dilakukan PTPN III melalui kerja sama dengan PT Perhutani dalam pemanfaatan lahan hutan, kerja sama dengan pemerintah daerah untuk optimalisasi tanah bengkok (tanah kas desa), dan juga meningkatkan kemitraan dengan petani tebu.

"Kami sudah berjanji kepada pemerintah bahwa PTPN mulai tahun ini akan masuk sektor riil. Targetnya pada tahun 2024 sebanyak 400 ribu ton gula produksi PTPN akan dijual secara ritel. Tujuannya agar harga gula di pasaran bisa dikendalikan," papar Abdul Gani.

Acara pencanangan giling tebu perdana di PG Ngadiredjo Kediri dihadiri Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan Rionald Silaban, Asisten Deputi Kementerian BUMN Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Rachman Ferry Isfianto, Direktur PTPN X Aris Toharisman, dan Direktur Pelaksana Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Dikdik Yustandi.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban mengatakan bahwa perkebunan merupakan bagian dari denyut ekonomi Indonesia dan salah satu sektor penting sehingga pemerintah telah mengucurkan dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekitar Rp4 triliun.

"Kami berharap dana investasi yang dikucurkan pemerintah dapat mendongkrak kinerja holding perkebunan dan selaras dengan tujuan semula, yaitu dapat memulihkan perekonomian nasional dan dapat menjadi perusahaan yang memiliki produktivitas terbaik di industri gula nasional," ujarnya saat memberikan arahan sebelum pencanangan giling tebu perdana.

Pada kesempatan sama, Direktur Pelaksana LPEI Dikdik Yustandi menambahkan LPEI sebagai special mission vehicle dari Kementerian Keuangan mendukung upaya PTPN dalam menjalankan rencana bisnisnya. Dukungan itu diberikan dalam bentuk pendampingan dan pengawasan semua bentuk pemanfaatan dana investasi pemerintah.

"LPEI yakin PTPN mampu mengelola dana tersebut dengan baik. Dengan demikian, PTPN akan terus tumbuh dan program pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional dapat berjalan dengan baik," katanya.

Baca juga: Tembus ritel lokal, PTPN Grup keluarkan enam merek gula
Baca juga: Fokus pada sawit-gula, PTPN kurangi lahan perkebunan karet dan teh

Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021