Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menilai isi film Tjut Nyak Dien luar biasa dan mencatat dua poin penting dari kisah film perjuangan tersebut..

"Isi filmnya luar biasa di mana kalau saya catat ada dua yakni pertama, kehancuran sebuah bangsa atau perjuangan dikarenakan oleh diri kita sendiri," ujar Erick Thohir usai menyaksikan penayangan film restorasi "Tjut Nyak Dien" di Jakarta, Kamis.

Poin penting yang kedua, lanjut Erick, kalau bangsa Indonesia tidak disiplin dan tidak kompak maka tidak akan berhasil dalam mencapai tujuannya.

Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri acara pemutaran film restorasi "Tjut Nyak Dien" di Jakarta pada Kamis (20/5) bertepatan dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional.

Selain Menteri BUMN, turut hadir pula Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo, dan sejumlah sineas perfilman Indonesia seperti Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Eros Djarot, dan sutradara maupun stakeholder perfilman nasional.

Ketika dihubungi bahwa ada inisiasi ingin memutar kembali film "Tjut Nyak Dien" yang sudah diperbaiki atau direstorasi di Belanda, Menteri BUMN Erick Thohir sebagai putra bangsa sangat terketuk dan bersedia untuk menghadiri pemutaran kembali film perjuangan pahlawan nasional wanita asal Aceh tersebut.

Erick sendiri mengapresiasi film "Tjut Nyak Dien" yang dibuat pada era 1980-an, mengingat produksi film saat itu masih menghadapi tantangan dan keterbatasan dibandingkan saat ini.

Jadi saya tentu di sini tidak ada maksud apa-apa, saya bersama dengan yayasan BUMN, kita ingin membantu saja. Saya rasa kita sudah banyak juga bekerja sama dengan banyak film nasional baik itu secara saya pribadi maupun tentunya di pemerintahan," ujar Erick Thohir.

Film "Tjut Nyak Dien" merupakan film yang mengangkat perjuangan pahlawan nasional asal Aceh, Tjut Nyak Dien dalam mengusir penjajah Belanda dari bumi Serambi Mekkah.

Film tersebut ditayangkan perdana pada tahun 1988 dan disutradarai oleh Eros Djarot.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021