luas kawasan budi daya pangan dan hortikultura Sumsel mencapai 2,1 juta hektare, dan kawasan perkebunan 3,8 juta hektare (ha)
Palembang (ANTARA) - Kondisi pandemi COVID-19 yang melanda Tanah Air, termasuk Provinsi Sumatera Selatan yang cukup lama berlangsung sejak Maret 2020 hingga memasuki pertengahan Mei 2021 sekarang ini memberikan dampak negatif, terutama terhadap perekonomian.

Dampak wabah virus corona jenis baru penyebab COVID-19 itu, seperti mobilitas dan aktivitas masyarakat terganggu, para pelaku usaha banyak yang gulung tikar dan tidak sedikit masyarakat kehilangan pekerjaan.

Pandemi COVID-19 berkepanjangan tidak boleh dibiarkan mengakibatkan perekonomian semakin terpuruk, serta berbagai aktivitas dan kehidupan sosial terganggu.

Momentum Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2021 ini saatnya untuk bangkit dengan bekerja lebih keras dan cerdas melakukan berbagai terobosan.

Dampak COVID-19 tersebut mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan melakukan berbagai upaya yang bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi agar program pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tetap berjalan dengan baik.

Salah satu upaya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yakni memanfaatkan potensi pertanian.

Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru mengatakan potensi alam dan luasan lahan di provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu sangat potensial untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan perkebunan.

Berdasarkan data, luas kawasan budi daya pangan dan hortikultura Sumsel mencapai 2,1 juta hektare, dan kawasan perkebunan 3,8 juta hektare (ha).

Dari lahan tersebut sedikitnya dihasilkan padi sekitar 4,5 juta ton lebih, jagung 952 ribu ton.

Sedangkan untuk komoditas perkebunan dihasilkan sekitar 3,8 juta ton kelapa sawit, karet 1,08 juta ton, dan kopi 145 ribu ton.

"Sektor pertanian menjadi salah satu fokus pembangunan provinsi ini dalam upaya mempertahankan pertumbuhan ekonomi di masa pandemi Covid- 19," kata gubernur.

Potensi sektor pertanian di berbagai daerah dianggap mampu menjadi penopang ekonomi dari bisnis bahan pangan.

Untuk mengembangkan pertanian itu, pihaknya berupaya memetakan daerah mana saja yang memiliki potensi pangan strategis.

Potensi pertanian yang dimiliki Sumsel tersebar antara lain di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Empat Lawang, dan OKU Selatan.

Kepala daerah yang dipetakan memiliki potensi mengembangkan pertanian diajak fokus bersama-sama memanfaatkan dan mengelolanya secara maksimal demi mempertahankan pertumbuhan ekonomi di masa pandemi ini.

Kemudian membangun infrastruktur dan jaringan pemasaran untuk membantu petani menjual hasil produksi pertaniannya.

"Sumsel dikenal sebagai salah satu provinsi lumbung pangan nasional. Jika produktivitas di daerah-daerah yang memiliki potensi pertanian yang cukup besar itu ditingkatkan, bisa menjadikan provinsi ini penghasil pangan terbesar di Indonesia," katanya.

Berdayakan PPL

Gubernur Sumsel, Herman Deru menyatakan, produksi pertanian terutama padi di daerah yang dipimpinnya masih menghadapi berbagai permasalahan.

Permasalahan produksi padi mulai dari rendahnya produktivitas, jenis yang tidak seragam, tingginya tingkat kehilangan saat panen hingga kurangnya pupuk bersubsidi pada setiap musim tanam.

Produktivitas padi di provinsi itu masih di bawah enam ton gabah kering giling (GKG) per hektare, sementara di provinsi tetangga seperti Lampung rata-rata mampu mencapai tujuh ton GKG/ha.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, gubernur berupaya memberdayakan 1.000 penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang direkrut sejak dua tahun terakhir.

Tenaga PPL yang tersebar di sejumlah sentra produksi pertanian Sumsel, diminta untuk mengedukasi, memotivasi petani meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertaniannya, serta mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi petani.

Melihat besarnya peran PPL dalam membantu petani mengatasi berbagai permasalahan baik di tingkat hilir maupun hulu, keberadaan tenaga penyuluh pertanian akan terus ditambah, ujar pemegang penghargaan peningkatan produksi beras nasional (P2BN) itu.

Menambah penyuluh

Keinginan Gubernur Sumsel, Herman Deru menambah tenaga PPL itu, yang adalah untuk merespon permintaan petani itu mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk politikus setempat.

Salah satu politisi yang mendukung, yakni politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumsel Ramlan Holdan yang menyatakan dukungan kepada pemprov setempat untuk menambah penyuluh pertanian lapangan karena keberadaan penyuluh dibutuhkan petani dan berperan meningkatkan produksi pertanian.

"Penyuluh pertanian lapangan (PPL) dibutuhkan karena dapat meningkatkan pengetahuan dan kreativitas petani serta berperan memperbaiki produksi dan kualitas pertanian," katanya.

Penyuluh berperan sebagai perantara dan penghubung informasi dari pemerintah, peneliti atau pihak berwenang ke petani dan sebaliknya.

Sebagai inisiator dan agen perubahan, penyuluh senantiasa selalu memberikan gagasan atau ide-ide baru untuk mengembangkan pertanian di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota ini.

Kemudian penyuluh sebagai fasilitator yang senantiasa memberikan jalan keluar dan memfasilitasi kemajuan usaha tani, seperti kemitraan usaha, akses ke pasar, permodalan dan sebagainya.

Melihat peran PPL yang cukup besar dalam memberikan dorongan kepada petani, agar mampu mengubah cara berpikir, cara kerja, dan cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan, baik pengetahuan budi daya maupun teknologi, menurut Ketua DPW PKB Sumsel itu keberadaannya perlu didukung dan jumlahnya diperbanyak sesuai dengan kebutuhan petani.

Dengan pendampingan PPL secara maksimal, diharapkan para petani di Sumsel mampu meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertaniannya serta lebih sejahtera dan tidak lagi sekadar menjadi buruh di atas lahannya sendiri.

Baca juga: Pemprov Sumsel rekrut 1.000 penyuluh pertanian

Baca juga: Menteri Pertanian ikut panen raya padi di OKU Timur

Baca juga: Pemprov Sumsel dorong pemanfaatan lahan kosong untuk pertanian

Baca juga: Sumsel perlu banyak wirausaha pertanian untuk pulihkan ekonomi

 

Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021