Surabaya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatat total nilai ekspor dari wilayah itu pada April 2021 mencapai 1,94 miliar dolar AS, turun 3,16 persen dibanding ekspor periode Maret 2021 sebesar 2,01 miliar dolar AS.

"Turunnya nilai ekspor periode April 2021 didorong merosotnya kinerja usaha  sektor nonmigas di Jawa Timur," kata Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan di Surabaya, Kamis.

Menurut Dadang, meski ekspor April 2021 dibanding Maret 2021 terjadi penurunan ekspor, namun jika dibandingkan April  2020, nilai ekspor Jatim masih mengalami peningkatan mencapai 42,05 persen.

Ia mengatakan, kinerja sektor nonmigas April 2021 dibandingkan Maret 2021, turun sebesar 4,31 persen dari 1,84 miliar dolar AS menjadi 1,76 miliar dolar AS, dan menyumbang angka cukup tinggi, yakni 90,74 persen dari total ekspor Jatim pada April 2021, sehingga mempengaruhi nilai ekspor secara umum.

Sedangkan ekspor sektor migas pada April 2021 meningkat sebesar 9,72 persen dibanding bulan sebelumnya Maret 2021, yaitu dari 163,97 juta dolar AS menjadi 179,92 juta dolar AS.

"Namun peranan migas hanya 9,26 persen dari total ekspor Jatim pada April 2021," kata Dadang.
​​​​​
Sementara itu, jika dikelompokkan berdasarkan golongan barang (HS) 2 digit, golongan barang Lemak dan Minyak Hewan/ Nabati (HS 15) menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jawa Timur, dengan nilai transaksi mencapai 156,50 juta dolar AS, atau turun 17,12 persen jika dibandingkan dengan Maret 2021 yang mencapai 188,83 juta dolar AS.

"Golongan komoditas ini berkontribusi sebesar 8,88 persen pada total ekspor nonmigas Jawa Timur bulan ini dan paling banyak diekspor ke Tiongkok dengan nilai 54,31 juta dolar AS," ujar Dadang.

Sementara itu, negara tujuan ekspor nonmigas Jatim masing-masing Amerika Serikat disusul Jepang dan Tiongkok.

"Sepanjang April 2021, ekspor nonmigas Jawa Timur ke Amerika Serikat mencapai 284,03 juta dolar AS, atau yang tertinggi. Sedangkan ekspor ke Jepang dan Tiongkok berturut-turut sebesar 265,51 juta dolar AS dan 244,18 juta dolar AS," kata Dadang.

Hal ini, kata dia, berbanding terbalik dengan impor Jawa Timur yang pada April 2021 naik 1,61 persen dibandingkan Maret 2021. Yaitu dari 2,36 miliar dolar AS menjadi 2,39 miliar dolar AS.

"Peningkatan disebabkan kinerja impor sektor nonmigas yang mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan kinerja impor sektor migas yang justru mengalami penurunan pada April 2021," katanya.

Dadang mencatat, impor migas Jatim pada April 2021 turun sebesar 22,86 persen. Yaitu dari 593,28 juta dolar AS menjadi 457,67 juta dolar AS, dan menyumbang 19,11 persen dari total impor Jatim pada April 2021.

"Untuk impor nonmigas naik 9,84 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 1,76 miliar dolar AS menjadi 1,94 miliar dolar AS. Impor nonmigas menyumbang 80,89 persen dari total impor Jatim pada April 2021," katanya.

Sementara itu, neraca perdagangan Jatim sepanjang April 2021 mengalami defisit sebesar 452,22 juta dolar AS, dan secara kumulatif Januari-April 2021 neraca perdagangan Jawa Timur juga masih mengalami defisit sebesar 1,19 miliar dolar AS.
Baca juga: Jatim ekspor produk perikanan senilai 14,4 juta dolar AS
Baca juga: Khofifah: Jatim sumbang ekspor kedua terbesar RI ke pasar global

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021