Meskipun tidak ada sistem hak veto di dewan dan majelis ini, mereka umumnya tidak mampu bersikap tegas terhadap Israel yang didukung AS,
Jakarta (ANTARA) - Mantan Pelapor Khusus PBB untuk Palestina dan Korea Utara Makarim Wibisono mengatakan perlu ada kampanye universal tentang pelanggaran HAM yang dilakukan Israel di Palestina.

"Sekarang masyarakat internasional mulai bangkit kesadarannya setelah Partai Likuid melakukan tindakan diskriminatif yang keras dengan sistem pembangunan perumahan Israel di wilayah Palestina, tindakan agresif pada Masjidil Aqsa dan pelanggaran yang di luar batas," ujar Makarim Wibisono dalam diskusi virtual "Pelanggaran HAM di wilayah pendudukan Israel atas Palestina", Jakarta, Jumat.

Saat menjadi Pelapor Khusus PBB untuk Palestina dan Korea Utara, Makarim Wibisono mendapatkan beberapa temuan penting antara lain: penangkapan warga Palestina tanpa alasan yang jelas, penahanan paksa orang-orang yang memprotes Israel, dan sulitnya makanan dan air bersih di Gaza.

"Saya juga melaporkan bahwa Israel menangkap anak-anak di tengah malam. Mereka diminta untuk berdiri di dalam truk dan dibawa ke Angkatan Pertahanan Israel. Penangkapan juga tidak menggunakan surat perintah penangkapan dan menggunakan bahasa Ibrani yang tidak dimengerti oleh orang Palestina. Pengadilan anak-anak juga dilakukan oleh Pengadilan Militer Israel," kata dia.

Laporan tersebut telah diserahkan ke Dewan Hak Asasi Manusia dan Majelis Umum PBB.

"Meskipun tidak ada sistem hak veto di dewan dan majelis ini, mereka umumnya tidak mampu bersikap tegas terhadap Israel yang didukung AS," kata dia.

Laporan tersebut diambil dari wawancara di luar Palestina seperti Amman dan Kairo, mengingat akses ke Palestina ditutup oleh Israel, ujar Makarim Wibisono.

Baca juga: Pakar: penjajahan Israel atas warga Palestina akar masalah konflik
Baca juga: Topeng Salvador Dali hingga "flare" warnai aksi bela Palestina

 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021