Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali berkomitmen untuk terus bersinergi dengan Kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara dalam meningkatkan kinerja ekonomi di Pulau Dewata menghadapi tantangan di tengah pandemi COVID-19.

"Kami akan terus mendukung kinerja perekonomian Bali dengan menciptakan stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran antara lain dengan program pembiayaan perbankan, pendalaman pasar keuangan, maupun sistem pembayaran termasuk QRIS," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Jumat.

Trisno dalam acara "Silahturahmi Idul Fitri 1442 Hijriah-BI dan OJK Bali" itu dengan para pemangku kepentingan tersebut menambahkan, sinergi meningkatkan kinerja ekonomi Bali juga akan dimantapkan bersama pemerintah pusat, pemerintah provinsi, instansi vertikal, perbankan, asosiasi, pelaku usaha, dan seluruh lapisan masyarakat.

Baca juga: Kemenko Marves ungkap alasan di balik kebijakan Work From Bali

"Kondisi perbankan di Bali, hingga triwulan I 2021 dengan berbagai program rekstrukturisasi yang digawangi oleh OJK dan bantuan pemerintah berperan besar untuk menjaga kestabilan sistem keuangan," ucapnya.

Dengan pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, pembiayaan kredit perbankan terbatas, namun dengan risiko terjaga. Sampai dengan triwulan I 2021 tren pertumbuhan kredit terus menurun, hingga hanya tumbuh minus 0,59 persen secara tahunan, dengan non-performing loan masih dalam ambang batas terkendali di bawah 5 persen yaknu sebesar 3,78 persen.

"Kami juga mendorong perbankan harus turut serta berpartisipasi dalam mendorong kembali kegiatan perekonomian, yaitu melalui tingkat penyaluran kredit yang baik dan tetap prudent kepada sektor-sektor ekonomi produktif," ujar Trisno.

Kredit sektor akomodasi makan dan minum masih bertumbuh positif 0,58 persen (yoy), sementara kredit sektor perdagangan dan konstruksi membaik masing-masing tumbuh minus 2,78 persen dan minus 5,79 persen (yoy).

Baca juga: BI: Pulihkan ekonomi Bali jangan hanya andalkan wisman

Sementara pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di Maret 2021 yang masih mengalami terkontraksi sebesar 3,79 persen (yoy), terutama pada rekening tabungan dan giro.

Demikian pula dalam Rapat Dewan Gubernur 19-20 April 2021, Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan, BI 7DRR yang saat ini berada di 3,50 persen, terendah sepanjang sejarah.

Pada acara yang dihadiri secara virtual oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno dan Gubernur Provinsi Bali Wayan Koster itu, Trisno mengatakan untuk menghadapi berbagai tantangan di tengah pandemi COVID-19, semua harus optimistis bahwa perekonomian Bali akan bangkit kembali.

"Pada triwulan I 2021, kami lihat pertumbuhan Bali mulai membaik, terlihat dari kontraksi yang tidak sedalam triwulan sebelumnya yaitu 9,85 persen (yoy). Kami memperkirakan untuk tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2021 akan lebih tinggi dari 2020, didukung dengan stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga," ujar Trisno.

Sambil mengantisipasi pemulihan kinerja pariwisata dan kedatangan wisman dan wisnus, saat yang tepat membuka kesempatan sektor-sektor potensial non pariwisata.

"Berdasarkan penelitian kami, sektor ekonomi kreatif, sektor pertanian dan sektor pendidikan memiliki prospek yang baik untuk menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi Bali ke depan," katanya.

Di samping, diperlukan percepatan realisasi belanja, baik belanja operasional maupun pembangunan, karena keuangan daerah merupakan salah satu stimulus pertumbuhan ekonomi.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021