Jakarta (ANTARA) - Pakar teknologi sekaligus President of the BSI Federal Cyber Security Agency, Arne Schoenbohm, mengatakan bahwa rumah sakit mungkin berisiko lebih tinggi menjadi sasaran kejahatan siber.

Dikutip dari Reuters, Minggu, dugaan ini muncul menyusul dua serangan digital tingkat tinggi pada bulan ini di layanan kesehatan Irlandia dan Colonial Pipeline Co Amerika Serikat.

Operator layanan kesehatan Irlandia menutup sistem teknologi informasinya (TI) pada Jumat (21/5) untuk melindungi mereka dari serangan ransomware yang "signifikan", melumpuhkan layanan diagnostik, mengganggu pengujian COVID-19, dan memaksa pembatalan banyak janji.

Baca juga: BPJS Kesehatan kerahkan tim khusus lacak kabar kebocoran data peserta

Baca juga: Sampel data bocor diduga identik dengan data BPJS Kesehatan


Klinik Jerman telah menjadi sasaran serangkaian serangan dunia maya selama lima tahun terakhir, dan Arne Schoenbohm mengatakan kepada surat kabar Zeit Online bahwa ia melihat "bahaya yang lebih besar di rumah sakit".

Sebelumnya pada bulan Mei, sistem Colonial Pipeline Co AS sepanjang 5.500 mil (8.850 km) ditutup setelah salah satu serangan dunia maya paling mengganggu yang tercatat, mencegah jutaan barel bensin, solar dan bahan bakar jet mengalir ke East Coast dari Gulf Coast.

Schoenbohm mengatakan banyak bisnis Jerman berada pada peningkatan risiko menjadi sasaran peretas karena bekerja jarak jauh selama pandemi COVID-19.

"Banyak perusahaan harus mengaktifkan kantor pusat dalam waktu singkat," katanya, seraya menambahkan bahwa banyak dari sistem TI mereka yang rentan terhadap serangan.

"Perusahaan sering kali menutup celah keamanan yang diketahui terlalu lambat," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Cermati.com perketat keamanan setelah diretas

Baca juga: Lazada diretas, klaim data aman

Baca juga: UU PDP dorong PSTE prioritaskan keamanan siber

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021