Langkah-langkah praktis telah ditempuh oleh BPOB, misalnya dengan beberapa kali mengadakan event dan kegiatan di lokasi....
Kulon Progo (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Borobudur mempercepat pembangunan Borobudur Highland yakni kawasan pariwisata terpadu di kawasan Perbukitan Menoreh di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, serta  Purworejo dan Magelang, Jawa Tengah, dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi masyarakat pada masa pandemi COVID-19.

Direktur Badan Pelaksana Otorita Borobudur Indah Juanita di Kulon Progo, Minggu, mengatakan Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada melakukan kajian analisis dampak ekonomi dan sosial serta merumuskan langkah-langkah strategis dan praktis agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari pengembangan Borobudur Highland.

"Langkah-langkah praktis telah ditempuh oleh BPOB, misalnya dengan beberapa kali mengadakan event dan kegiatan di lokasi. Dalam kegiatan-kegiatan event ini, kami melibatkan masyarakat misalnya dalam penyediaan makanan dan pengamanan saat pelaksanaan event. Masyarakat juga bisa belajar bagaimana menghadapi wisatawan dan menyediakan kuliner yang sesuai,” kata Indah.

Baca juga: Borobudur bakal jadi percontohan BLK komunitas sektor pariwisata

Ia mengatakan pembangunan Borobudur Highland, selain mendorong investasi di sektor pariwisata, juga memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat sekitarnya.

"Di dalam roadmap pengembangan kawasan ini, ada strategi peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), baik itu perseorangan maupun bidang usaha tertentu sehingga keterlibatan sebagai tenaga kerja langsung dan supply chain dapat diwujudkan,” kata Indah.

Di sisi lain, tantangan berat akan dihadapi oleh BPOB. Pembangunan kawasan pariwisata terpadu bukan sesuatu yang mudah. Dari mulai aksesibilitas dan mobilisasi alat berat, serta meyakinkan masyarakat tetap aman dalam beraktivitas.

Indah menjelaskan bahwa berdasarkan pengalamannya, kegiatan pembangunan kawasan ini bersifat jangka panjang, dan dalam setiap tahapan akan dilaksanakan musyawarah dengan masyarakat.

BPOB sebagai pihak pemerintah pusat berkoordinasi dengan desa yang memilik tugas untuk mengayomi ribuan masyarakatnya. Di dalam kawasan, selain ada off road, ada juga yang mengambil nira, pakan ternak, getah pinus dan kayu bakar. Kegiatan ini adalah kearifan lokal, sangat baik untuk edukasi juga.

"Kami memastikan kegiatan ini akan dikelola menjadi sebuah atraksi wisata edukatif, sekaligus melestarikannya. Upaya ini akan dilakukan terus-menerus selama kawasan beroperasi puluhan tahun ke depan,” kata Indah.

Baca juga: Luhut minta pembangunan Borobudur perhatikan aspek keberlanjutan

Belum lama ini dalam rapat tingkat menteri di Manohara, Borobudur, dijelaskan bahwa aksesibilitas ke Borobudur Highland akan ditingkatkan oleh Kementerian PUPR melalui Kepres. Bahkan BPOB akan mendapatkan status Badan Layanan Umum agar mendorong investasi dan serapan tenaga kerja, serta memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas lagi.

"Proyek ini adalah upaya pemerintah pusat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi sekitar Magelang, Kulon Progo, dan Purworejo atau Gelang Projo. Pengembangan ini memperhatikan unsur ekologi, sosial dan ekonomi berdasarkan pilar-pilar pembangunan berkelanjutan,” kata Indah.

Terkait informasi yang berkembang di masyarakat tentang penghentian kegiatan masyarakat seperti off road dan berkebun di zona otorita, Indah memastikan hal itu tidak benar dan keliru. BPOB mengupayakan  pembangunan Borobudur Highland ini tidak merugikan pihak manapun, justru memberikan kesempatan baru bagi masyarakat di sekitarnya, dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Apalagi dalam kondisi COVID-19 ini, dampak ekonomi cukup berat, dan kami dari pemerintah pusat mendorong agar ada energi baru lewat kehadiran badan itu di tengah masyarakat.

"Kami kira ini masalah miss-komunikasi saja, dan kami telah meluruskan dengan bertemu langsung dengan beberapa pihak masyarakat secara informal,” kata Indah.

Selain itu, pemerintah pusat terus berupaya agar pariwisata sebagai lokomotif perekonomian bisa segera bangkit, karena multiplier effect-nya langsung dinikmati oleh sektor riil dan masyarakat. Misalnya membangkitkan usaha-usaha informal maupun wirausaha perorangan, selain usaha formal seperti hotel dan travel operator.

"Pengembangan Borobudur sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas tentunya akan memberikan sumber pertumbuhan ekonomi skala regional dan nasional, sesuai amanat yang diemban pemerintah yaitu memajukan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Baca juga: PT TWC siap buka kembali Taman Wisata Candi Borobudur

Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BPOB Bisma Jatmika mengatakan sejak awal 2021, BPOB melaksanakan pelatihan CHSE sebagai pembukaan pelatihan dan pendampingan lainnya, sehingga pelaksanaannya ke depan tidak menimbulkan penyebaran COVID-19.

"Ke depan ada pelatihan dan pendampingan yang lebih aplikatif, di bidang kuliner dan ekonomi kreatif. Nanti jika ada event lagi, akan lebih banyak produk lokal yang bisa dibeli oleh pengunjung," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021