Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Program Magister Manajemen STIE Indonesia Banjarmasin Dr Ibrahim Daud meminta Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendukung perubahan status Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi Institut Bisnis dan Teknologi .

"Kami menggantungkan diri yang besar kepada Bapak untuk membantu kami memfasilitasi dengan pemerintah pusat baik berupa hibah maupun fasilitas dan mendukung status dari STIE menjadi institut bisnis dan teknologi," kata Ibrahim saat mengikuti kuliah umum Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Kampus STIE Banjarmasin, Senin.

"Kami menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bapak LaNyalla beserta rombongan DPD ke kampus kami. Selanjutnya, kami berharap dukungan bapak atas pemenuhan fasilitas kampus dan perubahan status kampus kami," katanya.

Pada kuliah umum tersebut, LaNyalla mengatakan julukan Indonesia sebagai Zamrud Khatulistiwa tidaklah berlebihan.

"Karena Indonesia memang seperti untaian perhiasan yang terbentang sepanjang garis khatulistiwa di wilayah NKRI. Dan Pulau Kalimantan menjadi salah satu pulau di Indonesia yang dilalui secara tepat oleh garis khatulistiwa, yang menjadikan Kalimantan sebagai titik ekuator Negara Indonesia," katanya.

Dijelaskan LaNyalla, hanya ada 13 Negara di dunia yang dilewati garis ekuator ini. Hal tersebut membawa banyak keuntungan.

Pengaruh terbesarnya adalah iklim, cuaca, dan intensitas hujan yang cukup. Sehingga seharusnya membawa kemakmuran di dalamnya.

"Garis khatulistiwa ini semakin mengasah SDA yang ada di Indonesia, yang seakan tidak lekang habis dimakan zaman, meskipun pernah di eksploitasi besar-besaran sejak era penjajahan Portugis, VOC Hindia Belanda, dan Jepang hingga pengerukan oleh perusahaan nasional dan multi nasional," kata LaNyalla.

Menurutnya, tantangan yang harus dihadapi adalah membuat sumber daya alam itu mampu mendukung kemakmuran dan kesejahteraan berkeadilan di negeri sendiri.

"Di sinilah pentingnya kita menggalang kesadaran bersama. Untuk terus menerus bekerja tanpa lelah guna berbuat untuk bangsa dan negara ini. Karena perubahan adalah keniscayaan. Selama dilandaskan kepada semangat untuk Bersama Dalam Kebaikan. DPD RI akan tetap konsisten mengawal kepentingan daerah. Karena kami para Senator adalah wakil daerah," ujarnya.

Pj Gubernur Kalsel, Safrizal yang juga hadir dalam acara tersebut menyampaikan, Kalimantan Selatan merupakan daerah dengan potensi SDA melimpah.

Ia mengajak seluruh komponen masyarakat agar mendukung peningkatan SDA melalui berbagai sarana, apalagi akibat pandemi Corona, banyak sektor perekonomian yang terkena imbasnya.

"Maka eksploitasi kekayaan alam yang bermanfaat untuk kita harus dikelola dengan bijaksana dan adil. Adil bagi pemerintah, adil bagi pengusaha, dan adil untuk lingkungan. Mahasiswa harus inovasi mempersiapkan alternatif pertambangan baru," kata Safrizal.

Sejumlah senator turut hadir dalam kuliah umum di STIE Indonesia Banjarmasin yaitu Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi, Wakil Ketua Komite II DPD RI Bustami Zainudin, Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni, Jialyka Maharani (Sumatera Selatan), Andi Muh Ihsan (Sulawesi Selatan), Habib Ali Alwi (Banten), serta Sekjen DPD RI Rahman Hadi.

Empat senator dapil Kalsel juga ikut mendampingi LaNyalla. Mereka adalah Habib Abdurrahman Bahasyim, Habib Zakaria Bahasyim, dan Habib Hamid Abdullah, dan Gusti Farid Hasan Aman. Gusti Farid merupakan salah satu dosen di STIE Indonesia Banjarmasin.

Baca juga: LaNyalla: DPD idealnya jadi saluran capres jalur perseorangan
Baca juga: LaNyalla: Penjualan vaksin COVID-19 ilegal cederai rasa kemanusiaan
Baca juga: Ketua DPD minta pemda gerak cepat atasi dampak gempa Blitar

 

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2021