Sekarang ini, masyarakat sebagai pelaku utama mengelola hutan sosial dan mereka harus menjaga kelestarian hutan ini
Bangka Tengah (ANTARA) - Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno menyebutkan hutan sosial Indonesia mencapai empat juta hektare atau terbesar di dunia.

"Sekarang ini, masyarakat sebagai pelaku utama mengelola hutan sosial dan mereka harus menjaga kelestarian hutan ini," kata Wiratno usai pelepasan empat ekor burung elang di di Hutan Mangrove Munjang Bangka Tengah, Selasa.

Ia mengatakan hutan sosial di Indonesia yang dikelola masyarakat sekitar empat juta hektare dan terbesar di dunia.

"Dulu masyarakat sebagai penonton dan sekarang masyarakat sebagai pelaku utama mengembangkan hutan ini sebagai eko wisata dan mereka harus menjaga kelestarian hutan ini," katanya.

Menurut dia dalam menjaga hutan ini, masyarakat harus mengembangkan budaya menanam, memelihara karena budaya ini paling tinggi untuk menjaga keseimbangan alam dan bermanfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian keluarga yang berkelanjutan.

"Selama ini manusia hanya memanen saja dan tidak pernah mengembalikan atau menanam, merawat hutan ini," katanya.

Ia menegaskan sikap-sikap seperti ini harus dirubah dan mengurus hutan ini harus juga melibatkan masyarakat, sehingga dapat berdampak terhadap peningkatan kesejahteraannya.

"Mengelola hutan ini pasti bersifat menjaga. Oleh karena itu, pemerintah mendampingi masyarakat dalam mengelola hutan ini dengan baik dan sesuai aturan berlaku untuk kelestarian lingkungan hutan ini," katanya. 

Baca juga: Mereguk manisnya madu melalui perhutanan sosial
Baca juga: Menparekraf tinjau rencana pengembangan hutan sosial di Belitung
Baca juga: Presiden serahkan SK hutan adat, hutan sosial dan TORA se-Indonesia

 

Pewarta: Aprionis
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021