PBB (ANTARA News) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Senin mengecam kekerasan yang terjadi baru-baru ini di kamp pengungsi besar Kalma di Darfur dan menyerukan dilakukan demiliterisasi.

"15 anggota DK 'mengecam anjuran kekerasan di kamp Kalma'," kata Vitaly Churkin, duta besar Rusia dan ketua rotasi DK kepada para wartawan.

Ia menyambut upaya-upaya misi pemelihara perdamaian PBB "untuk meningkatkan patroli dan memulihkan ketenangan."

"Para anggota DK menegaskan keinginan untuk status demiliterisasi di tempat ini dan kamp orang-orang terlantar lainnya di Darfur," katanya.

"Mereka mengecam adanya serangan-serangan terhadap kemanusiaan dan petugas PBB di Darfur dan menyatakan sangat prihatin terhadap adanya kecenderungan penculikan dan intimidasi," katanya menambahkan.

Dewan juga mencatat keprihatinan mengenai keberlanjutan pelarangan akses ke kamp itu dan daerah-daerah lain di Darfur oleh para pekerja bantuan kemanusiaan.

Dewan juga juga mengingatkan pemerintah Sudan serta pihak-pihak lain atas kewajiban mereka menjamin bahwa akses seperti itu tak bisa dihalangi.

Bentrokan-bentrokan mematikan pecah pada akhir Juli di kamp antara pendukung Tentara Pembebasan Sudan yang dipimpin oleh Abdel Wahid Nur, kelompok pemberontak yang menentang proses perdamaian yang diupayakan di Doha, dan orang-orang yang mengatakan mendukung perundingan perdamaian itu.

Bentrokan menewaskan antara lima sampai delapan orang, dan sekitar 20 cedera.

Sebuah klinik dibakar dan badan bantuan kemanusiaan masih belum mendapatkan akses ke kamp tersebut lebih dari dua pekan kemudian.

Kalma adalah salah satu kamp pengungsi terbesar di dunia dengan perkirakan 80.000 penghuni.

Menurut PBB, sekitar 300.000 orang tewas dan lebih dari 2,2 juta orang meninggalkan rumah mereka sejak konflik di Darfur meletus pada Februari 2003. Sudan mengatakan 10.000 orang yang tewas.
(H-AK/S004)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010