Jakarta (ANTARA News) - Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Benny Pasaribu, mengatakan pihaknya siap membantu pemerintah untuk melakukan sosialisasi kepada petani mengenai perubahan iklim.

Selain itu, menurut Benny di Jakarta, Selasa, HKTI juga siap membantu sosialisasi berbagai upaya menghadapi dampaknya karena upaya pemerintah untuk melakukan hal itu masih lemah.

"Selama ini, petani kita kurang mendapat sosialisasi dari pemerintah (mengenai perubahan iklim)," katanya saat ditanya peran HKTI terkait arahan Presiden yang meminta mewaspadai berkurangnya stok pangan global akibat bencana alam yang melanda sejumlah negara.

Ia mengatakan, untuk melakukan sosialisasi maka diperlukan organisasi yang bergerak di bidang pertanian karena mereka mempunyai jaringan yang memadai.

Untuk itu, kata Sekjen HKTI versi Oesman Sapta ini, HKTI dan pemerintah perlu duduk bersama untuk membahas hal tersebut.

"Kita susun bersama program untuk petani guna menghindari dampak terburuk," katanya.

Benny mengatakan pengurus HKTI banyak yang merupakan ahli pertanian, sosial ekonomi pertanian, tataniaga, dan juga industri. Pemerintah, katanya, juga perlu mendengar suara dari para pihak yang mengerti masalah pertanian tersebut.

Selain itu, katanya, sebagai organisasi pertanian yang mempunyai jaringan hingga ke bawah, HKTI mampu menjaring suara-suara atau permasalahan-permasalahan petani dan menyampaikannya kepada pemerintah.

Ia mengatakan, perubahan iklim menjadi masalah petani saat ini. Namun sayangnya petani kurang mendapat sosialisasi dari pemerintah. "Jangankan petani, dinas pertanian atau petugas di kecamatan saja banyak tidak tahu," katanya.

Ia mengatakan perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan pola tanam petani. Hal itu berarti terjadi pula antara lain perubahan kebutuhan akan pupuk, bibit dan kredit bagi petani.

Jika hal tersebut tidak ditangani dengan baik maka akan berdampak kepada produksi pertanian.

Hal itu,katanya, bukan hanya terjadi pada petani padi saja, namun juga komoditas pertanian lainnya.(*)
(U002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010