Upaya merehabilitasi dan melepasliarkan hewan yang terancam punah ke alam bebas akan sia-sia jika peredaran senapan gas kian marak.
Pangkalpinang (ANTARA) - Ketua Lembaga Konservasi Pusat Penyelamatan Satwa (LKPPS) Alobi Foundation Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Langka Sani mengatakan peredaran senapan gas di Babel makin marak sehingga mengancam kepunahan satwa endemik di negeri serumpun sebalai itu.

"Kami sudah melaporkan peredaran dan penjualan senapan gas ke Polda Kepulauan Babel untuk segera menertibkannya," kata Langka Sani di Pangkalpinang, Rabu.

Berdasarkan pengamatan dan pendataan LKPPS Alobi, hampir semua desa di kabupaten/kota banyak sekali peredaran senapan gas dengan kecanggihan mampu membunuh satu koloni satwa endemik Bangka Belitung, seperti burung, monyet, dan babi hutan.

"Dahulu masyarakat menggunakan senapan pompa dan berburu hewan untuk konsumsi. Namun, sekarang orang menggunakan senapan gas dengan penembakan sasaran yang akurat dan cepat sekali," ujarnya.

Menurut dia, jika menggunakan senapan pompa bisa lima kali tembakan, monyet baru jatuh. Akan tetapi, senapan gas ini bisa membunuh sekumpulan satwa karena hewan ini belum sempat melarikan diri sudah terkena tembakan saking cepatnya senjata tersebut.

Baca juga: PT Timah - Alobi Bangka lepasliarkan enam ekor satwa langka

"Upaya merehabilitasi dan melepasliarkan hewan yang terancam punah ini ke alam bebas akan sia-sia jika peredaran senapan gas ini makin marak," katanya.

Ditambah lagi, kata dia, senapan gas ini bisa bebas dijual di toko dan media sosial serta dibeli oleh siapa saja sehingga peredarannya sangat masif di Bangka Belitung.

"Kami berharap kepolisian dan pemerintah daerah untuk mengatur peredaran senapan gas ini. Saya yakin jika senapan ini dikontrol dengan aturan berlaku, tingkat kematian satwa akibat perburuan ini akan sangat kecil," katanya.

Ia mengatakan bahwa LPPS Alobi Babel bersama PT Timah Tbk. sejak 2014 telah menyelamatkan dan merehabilitasi 7.122 satwa terancam punah, di antaranya burung elang, kukang, musang, buaya, burung merak, kakatua, kijang, dan rusa di Kampoeng Reklamasi Air Jangkang Bangka.

"Alhamdulillah, sebagian besar satwa Bangka Belitung terancam punah ini sudah dilepasliarkan di kawasan hutan lindung. Namun, upaya ini tentu akan sia-sia jika peredaran senapan gas ini tidak dikendalikan," ujarnya.

Baca juga: BKSDA Maluku lepasliarkan ratusan satwa liar

Pewarta: Aprionis
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021