Puan Maharani merupakan kandidat terkuat dalam bursa cawapres
Jakarta (ANTARA) -
Survei yang dilakukan oleh Y-Publica menunjukkan elektabilitas Ketua DPR RI Puan Maharani dalam bursa calon presiden (capres) rendah hanya mencapai 0,7 persen, namun Puan diunggulkan dalam bursa calon wakil presiden (cawapres).
 
Temuan survei Y-Publica menunjukkan elektabilitas Puan paling tinggi di antara sejumlah nama populer lainnya, yakni mencapai 16,2 persen dalam bursa cawapres itu.
 
"Di antara tokoh-tokoh yang kurang diunggulkan sebagai capres, Puan Maharani merupakan kandidat terkuat dalam bursa cawapres," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu.
 
Daftar cawapres disusun dari nama-nama yang cenderung berada di luar empat besar yang merajai bursa capres, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Ridwan Kamil, dan Anies Baswedan. Menyusul setelah Puan adalah Sandiaga Uno (15,6 persen) dan Agus Harimurti Yudhoyono (10,1 persen).
 
Menurut Rudi, munculnya nama Puan cukup mengejutkan, karena mengungguli tokoh-tokoh seperti Sandiaga Uno dan AHY yang kerap difavoritkan sebagai capres.
 
Sebelumnya Sandi adalah Cawapres pasangan Prabowo Subianto, dan bersama AHY pernah saling bersaing maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
 
Meskipun tidak memiliki rekam jejak bertarung dalam jabatan eksekutif di daerah, kata Rudi, Puan memiliki karier politik yang cukup mumpuni. Diplot menjadi penerus dalam regenerasi PDI Perjuangan, Puan telah teruji sebagai anggota DPR, menteri koordinator, dan kini menjabat Ketua DPR.
 
"Puan bisa dibilang tokoh masa depan PDIP yang notabene adalah partai kuat dan berkuasa selama dua periode berturut-turut," ujarnya pula.
 
Sebagai politisi perempuan, Puan dinilai mampu membangun karisma seperti halnya Megawati yang telah membesarkan PDIP.
 
Dibandingkan dengan Sandi atau pun AHY, karier politik Puan pun jauh lebih panjang. Puan telah menjadi anggota DPR sejak 2004 dan meraih suara terbanyak di daerah pemilihannya di Jawa Tengah.
 
Sandi dan AHY baru terjun ke politik ketika maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
 
Selain ketiga nama itu, ada pula sejumlah tokoh lain seperti Menteri BUMN Erick Thohir (8,8 persen), Menko Polhukam Mahfud MD (6,5 persen), Tri Rismaharini (3,9 persen), Khofifah Indar Parawansa (3,3 persen), Airlangga Hartarto (2,8 persen), dan Susi Pudjiastuti (1,6 persen).
 
Mereka memiliki latar belakang yang kuat di pemerintahan dan partai politik. Selain itu, ada pula tokoh muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha (1,2 persen) yang dalam 10 besar bursa cawapres.

Nama-nama lainnya sekitar 5,7 persen, dan responden yang tidak tahu/tidak jawab sebesar 24,3 persen.
 
Survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Mei 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: Survei Polmatrix sebut Prabowo-Puan pasangan paling kuat di Pilpres
Baca juga: LSI: Reuni 212 tidak signifikan pengaruhi capres-cawapres

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021