Produk di sektor inovasi yang dinilai memiliki prospek yang bagus, di antaranya, mobil listrik, baterai mobil listrik, serta produk inovatif yang memiliki dampak risiko yang lebih rendah
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine menilai investasi di sektor inovasi dan pemanfaatan teknologi bisa membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional sehingga investasi di sektor tersebut patut menjadi perhatian.

"Pemanfaatan teknologi sangat dimungkinkan untuk menambah pertumbuhan ekonomi. Utamanya karena dari segi produksi dan manufaktur tentu akan mempermudah dan mempercepat produksi barang dalam jumlah besar dan cepat. Ini sangat berpeluang menarik investasi baik dalam maupun luar negeri, meski harus dipastikan kejelasan regulasi agar investor merasa yakin menanamkan modalnya," ujar Pingkan dalam pernyataan di Jakarta, Kamis.

Beberapa produk di sektor inovasi yang dinilai memiliki prospek yang bagus, di antaranya, mobil listrik, baterai mobil listrik, serta produk inovatif yang memiliki dampak risiko yang lebih rendah.

Baca juga: Pabrik baterai sel kendaraan listrik segera dibangun di Bekasi

Tekanan fiskal yang tengah dialami pemerintah mesti segera distabilkan. Investasi, terutama di sektor inovasi dan teknologi, diharapkan bisa jadi salah satu penopang signifikan. Maklum, pemerintah punya pekerjaan besar untuk mengembalikan defisit fiskal dari level 6,1 persen pada tahun lalu menjadi maksimum tiga persen tahun depan.

Meskipun tengah bersiap menyusun kebijakan kenaikan pajak, Kementerian Keuangan pun sepakat implementasi inovasi dan teknologi akan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional secara jangka panjang.

Dalam kajian bersama Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia bertajuk Innovate Indonesia: "Unlocking Growth through Technological Transformation" menunjukkan, kemampuan adopsi teknologi dan inovasi berpotensi meningkatkan 0,55 persen pertumbuhan ekonomi per tahun selama dua dekade ke depan.

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga mengaku tengah menyiapkan sejumlah strategi buat mendongkrak investasi di sektor tersebut.

Deputi Deregulasi Penanaman Modal BKPM Yuliot bahkan menjelaskan aspek penelitian dan pengembangan memang akan jadi fokus. Setiap sektor nanti akan didorong ada inovasi dalam rangka pendalaman sektor penanaman modal.

Lebih lanjut Yuliot menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah stimulus fiskal bagi para investor yang menanamkan modal di bidang inovasi dan teknologi.

"Stimulus kami siapkan dalam bentuk tax holiday dan super deduction tax. Melalui stimulus ini, kewajiban pajak investor bisa berkurang sampai 200 persen," ujar Yuliot.

Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memastikan pihaknya akan memberikan karpet merah bagi para investor di sektor inovasi dan teknologi. Kementerian yang dipimpinnya dipastikan tak akan menghambat masuknya investasi di sektor tersebut.

Bahlil juga optimistis pertumbuhan investasi akan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi tahun ini. Alasannya, kontribusi investasi bisa mencapai 30-35 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Baca juga: Menteri Bahlil ditunjuk jadi Ketua Satgas Percepatan Investasi
Baca juga: Sri Mulyani sebut realisasi investasi pemerintah capai Rp19,56 triliun
Baca juga: Huayou China investasi 2,1 miliar dolar pada proyek nikel di Indonesia

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021