CSV merupakan pendekatan bisnis baru yang mengintegrasikan peningkatan kualitas sosial dan lingkungan dalam penciptaan nilai ekonomi
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Arifin Rudiyanto mengatakan, menurut kajian Bappenas, penerapan ekonomi sirkular berpotensi menghasilkan tambahan produk domestik bruto (PDB) nasional antara Rp593 triliun hingga Rp642 triliun.

"Penerapan ekonomi sirkular akan memberikan sejumlah dampak positif di Indonesia hingga 2030 mendatang. Salah satunya penambahan PDB," kata Arifin yang mewakili Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa  pada seminar web bertajuk "Membangun Indonesia melalui Bisnis Berkelanjutan" di Jakarta, Kamis.

Dampak positif lain, lanjut Arifin, yaitu penciptaan 4,4 lapangan kerja baru jenis green job di Indonesia. Selain itu, sirkular ekonomi tentunya akan menurunkan emisi karbon ekuivalen hingga mencapai 126 juta ton pada 2030.

Arifin memaparkan peluang pada pemanfaatan ekonomi sirkular tersebut sangat penting untuk bisa dimanfaatkan dalam membangun ekosistem bisnis berkelanjutan.

"Hal ini diharapkan dapat mendorong pergeseran paradigma pelaku usaha yang tadinya hanya melaksanakan corporate social responsible (CSR), kini juga menerapkan creating share value (CSV). CSV merupakan pendekatan bisnis baru yang mengintegrasikan peningkatan kualitas sosial dan lingkungan dalam penciptaan nilai ekonomi," ungkap Arifin.

Menurut dia, CSV berbeda dengan CSR yang fokus pada kepatuhan standar komunikasi yang berlaku. Dengan menerapkan CSV, perusahaan memiliki kekuatan untuk menghadapi pertumbuhan global. Prinsip penerapan CSV yaitu "better fot business, better for world'.

Salah satu contoh penerapannya, kata Arifin, yakni mengganti sumber energi fosil menjadi nonfosil pada proses produksi.

"Contohnya, terdapat satu industri otomotif yang mengganti sumber energinya dari yang fosil menjadi nonfosil dengan biaya yang mereka keluarkan hanya 70 persen dari yang biasanya," ungkap Arifin.

Ia menambahkan penerapan ekonomi sirkular menjadi salah satu aksi dalam mencapai target-target pada sustainable development goals (SDG’s) atau tujuan pembangunan berkelanjutan.

Hal-hal yang mulai dapat dilakukan perusahaan misalnya menghemat penggunaan listrik, mengefisienkan sumber daya air, dan memilih bahan baku yang lebih ramah lingkungan.

"Sebagai aksi nyata SDG’s, pebisnis dan pelaku usaha bisa mulai menerapkan ekonomi sirkular melalui penghijauan proses bisnisnya, yakni memproduksi produk hijau dan jasa yang mendukung keberlanjutan lingkungan," pungkas Arifin.

Baca juga: Kemenperin: Manufaktur berperan penting wujudkan ekonomi sirkular
Baca juga: Menteri : Ekonomi sirkular jadi arus utama mitigasi perubahan iklim
Baca juga: Bappenas: Ekonomi sirkular bisa tambah PDB 638 triliun pada 2030


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021