Kondisi makroekonomi Indonesia stabil dan terkendali mulai dari inflasi dan nilai tukar
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan ada tiga alasan investor asing masuk dan berinvestasi di Indonesia.

Alasan pertama, ungkapnya, kondisi Indonesia yang mulai pulih dari COVID-19 dan berada di jalur pertumbuhan. Perry memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 4,1-5,1 persen pada tahun ini.

"Investasi lah di Indonesia. Inilah saatnya. Indonesia sudah pulih dari COVID-19 dan kini berada di jalur pemulihan pertumbuhan," katanya dalam gelaran Indonesia Investment Forum (IIF) 2021 yang digelar KBRI London secara daring, Kamis.

Menurut Perry, meski mengalami kontraksi tahun lalu, namun Indonesia tidak seberat negara-negara lain.

"Dari mana pertumbuhan ini? Dari performa ekspor yang kuat, investasi yang terus meningkat, tentu juga didukung konsumsi swasta dan berlanjutnya stimulus moneter dan fiskal," katanya.

Baca juga: BI optimistis perekonomian triwulan II-2021 membaik sesuai perkiraan

Perry juga menyebut kondisi makroekonomi Indonesia stabil dan terkendali mulai dari inflasi dan nilai tukar.

"Pertumbuhan ekonomi mencapai tujuh persen, saya rasa itu yang kami targetkan saat ini," katanya.

Alasan kedua, lanjut Perry, yaitu koordinasi kebijakan yang kuat antara pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga lainnya.

Menurut dia, hari demi hari, pihaknya terus melakukan koordinasi yang erat untuk bisa melakukan reformasi struktural yang akan dapat menarik investasi.

"Itulah rekam jejak Indonesia di masa lalu, kami menunjukkan ketangguhan kami di bawah kondisi sulit, berpegangan erat dan kami berhasil mengatasi pandemi ini," katanya.

Selanjutnya, alasan ketiga, yakni tumbuhnya digitalisasi di Indonesia. Perry menyebut pertumbuhan ekonomi digital, khususnya e-commerce, pada tahun ini akan mencapai 39 persen atau mencapai sekitar 25 miliar dolar AS.

Sementara itu, uang elektronik tumbuh sekitar 32 persen atau mencapai 18 miliar dolar AS. Sementara digital banking tumbuh 22 persen mencapai 2,2 triliun dolar AS.

"Ketiga alasan inilah yang membuat Anda harus berinvestasi di Indonesia," pungkas Perry dalam forum tersebut.

Baca juga: Survei BI: Penjualan properti naik pada triwulan I 2021
Baca juga: BI: Uang beredar April capai Rp6.957,3 triliun, tumbuh 11,5 persen

Baca juga: BI perkirakan modal asing melonjak tahun ini, capai 19,1 miliar dolar

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021