Jakarta (ANTARA) - Jepang akan memperpanjang keadaan darurat virus corona di Tokyo dan daerah lain, Jumat, hingga satu bulan sebelum Olimpiade, langkah yang kemungkinan akan memicu kekhawatiran tentang apakah Olimpiade dapat diadakan dengan aman.

Tokyo dan sembilan wilayah lain di negara itu saat ini berada di bawah perintah darurat yang sebagian besar melibatkan penutupan bar dan restoran lebih awal dan melarang mereka menjual alkohol.

Keadaan darurat tersebut seharusnya berakhir pada akhir Mei, namun pemerintah Jepang saat ini mengatakan perlu lebih banyak waktu untuk mengendalikan gelombang keempat infeksi virus corona.

Baca juga: 10 pekan jelang Olimpiade Jepang tambah 3 prefektur berstatus darurat

Jumlah kasus COVID-19 terus meningkat, menurut Yasutoshi Nishimura, menteri yang bertanggung jawab atas penanggulangan virus corona.

"Mempertimbangkan situasi ini, kami yakin perlu untuk memperpanjang keadaan darurat," ujar Nishimura, dikutip dari AFP, Jumat.

Panel penasihat pemerintah menyetujui perpanjangan hingga 20 Juni, kurang lebih satu bulan sebelum Olimpiade, yang telah setahun ditunda karena pandemi, dimulai pada 23 Juli.

Baca juga: Jepang pertimbangkan perpanjangan status darurat di kota-kota besar

Langkah tersebut dilakukan karena publik Jepang masih sangat menentang penyelenggaraan Olimpiade. Dalam beberapa pekan terakhir, pengusaha terkemuka hingga surat kabar yang mensponsori Olimpiade menyerukan agar acara tersebut dibatalkan.

Namun, penyelenggara dan pejabat Jepang mengatakan Olimpiade akan terus berlanjut, dengan tetap mengikuti buku pedoman yang mengatur protokol keamanan.

Baca juga: Tidak ada opsi pembatalan, penyelenggara optimistis Olimpiade digelar

Selanjutnya ketegangan Olimpiade

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021