penyelarasan pendidikan vokasi dan industri
Jakarta (ANTARA) - Koordinator Kemitraan dan Penyelarasan SMK Direktorat Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Saryadi mengatakan tujuan akhir dari pendidikan vokasi adalah untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing sumber daya manusia (SDM).

“Tujuan akhir dari pembenahan pada pendidikan vokasi yakni produktivitas dan daya saing SDM. Salah satunya sejak 2020 lalu, dibentuk Ditjen Vokasi di Kemendikbudristek,” ujar Saryadi dalam webinar Vocaskill yang diselenggarakan DANADidik yang dipantau di Jakarta, Sabtu.

Sebelumnya, urusan vokasi tidak hanya ditangani oleh Kemendikbudristek. Melalui Ditjen Vokasi, urusan vokasi yang sebelumnya tersebar dikoordinir oleh Kemendikbudristek.

Saryadi menambahkan upaya yang dilakukan Kemendikbudristek diantaranya Merdeka Belajar : Kampus Merdeka Vokasi untuk mewujudkan “link and match” antara pendidikan vokasi dan industri.

“Saat ini kami sedang berproses bagaimana melakukan penyelarasan pendidikan vokasi dan industri, peningkatan kapasitas kompetensi pendidik, pelaksanaan magang, sertifikasi kompetensi, riset terapan, hingga komitmen serapan lulusan. Ini semua membutuhkan dukungan semua pihak,” terang dia.

Integrasi pendidikan tinggi vokasi dan dunia kerja dilaksanakan melalaui link and match 8+i yakni kurikulum disusun bersama, pembelajaran berbasis proyek riil dari dunia kerja, jumlah dan peran dosen atau instruktur dari industri dan ahli dari dunia kerja, magang atau praktik kerja di dunia kerja, sertifikasi kompetensi, dosen atau instruktur secara rutin mendapatkan peningkatan kapasitas, riset terapan mendukung teaching factory, dan komitmen serapan.

“Saat ini minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di vokasi semakin tinggi. Untuk menjawab harapan masyarakat perlu dukungan dari masyarakat dan dalam hal ini perlu kolaborasi,” terang dia.

Baca juga: Dorong jadi D4, Kemendikbudristek: Industri rugi rekrut lulusan D3

Baca juga: Kemendikbudristek anggarkan Rp270 miliar untuk Kampus Merdeka Vokasi

CEO DANADidik, Dipo Satria, mengatakan persepsi masyarakat akan pendidikan vokasi masih dianggap nomor dua dan banyak orang tua yang lebih menganjurkan anaknya untuk kuliah di perguruan tinggi akademis.

Dipo berharap permasalahan itu antara pendidikan vokasi dan persepsi masyarakat akan pendidikan vokasi tersebut perlu didiskusikan dan diselesaikan secara bersama-sama. Sehingga tercipta pendidikan vokasi yang lebih baik.

Sebagian besar, lanjut Dipo, pembiayaan pendidikan yang diberikan oleh DANADidik adalah pembiayaan pada bidang vokasi.

Sementara itu alumni pendidikan vokasi yang saat ini berkarir di dunia penyiaran, Syifa Aulia Putri, mengatakan keahlian yang dipelajari di pendidikan vokasi baik kompetensi teknis dan nonteknis itu sangat penting untuk pengembangan karirnya.

“Pendidikan vokasi memiliki banyak keunggulan, praktik yang lebih banyak dibandingkan teori, peluang yang lebih luas, dan diajar oleh dosen-dosen praktisi,” kata Syifa.


Baca juga: Mendikbudristek sebut Program SMK-D2 Jalur Cepat akan semakin banyak

Baca juga: Kampus Merdeka Vokasi diluncurkan untuk integrasikan pendidikan vokasi


Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021