Surabaya (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengungkapkan bahwa enam ekor komodo yang berada di Kebun Binatang Surabaya (KBS) terancam mati, menyusul krisis yang dialami pengelola kebun binatang belakangan ini.

"Saat ini enam komodo itu mengalami kelumpuhan dan kalau dibiarkan terancam mati. Kandangnya tidak cukup mendapat sinar matahari," kata Soekarwo di Surabaya, Selasa.

Ia telah menginstruksikan tim penyelamat KBS bentukan Dinas Peternakan Jatim segera melakukan tindakan penyelamatan agar enam komodo itu tidak bernasib sama dengan satwa langka lainnya di KBS yang berakhir dengan kematian.

"Laporan yang saya terima juga menyebutkan banyaknya hewan di KBS yang sakit disebabkan karena air yang dikonsumsi juga tidak sehat," katanya.

Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya berencana membeli alat penyaring air. "Tapi, harganya sangat mahal, mencapai Rp12 miliar," katanya saat ditemui di gedung DPRD Jatim itu.

Saat ini ada wacana memindahkan satwa penghuni KBS di kawasan hutan mangrove di Surabaya Timur karena kandang yang ada di KBS sudah tidak memenuhi syarat.

"Seperti kandang rusa Bawean itu yang seharusnya untuk enam ekor, ternyata diisi 20 ekor. Sekarang ada upaya memindahkan 14 ekor ke tempat lain," katanya.

Meskipun nantinya banyak satwa yang dipindahkan, peruntukan lahan KBS tidak boleh berubah. "KBS sudah ditetapkan sebagai kawasan hutan kota. Tidak boleh ada perubahan peruntukannya," kata Gubernur.

Sebelumnya, Gubernur bertemu Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan, Darori, di Surabaya, Senin (30/8).

Dalam pertemuan yang juga dihadiri Wali Kota Surabaya Bambang D.H. dan Ketua Tim Manajemen Sementara (TMS) KBS Tony Sumampau itu menghasilkan beberapa poin, di antaranya Pemprov Jatim telah mengalokasikan dana darurat dalam pengelolaan KBS.

"Pekan depan, kami juga akan bertemu dengan Menhut untuk membicarakan masalah ini," kata Gubernur.

(M038/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010