Jakarta (ANTARA) - Masa pandemi telah menjadikan tantangan dan risiko dari aktivitas pemeliharaan jaringan telekomunikasi dan konektivitas bagi para pekerja lapangan meningkat. Sebab, banyak perlengkapan jaringan berada di lokasi-lokasi berisiko tinggi seperti rumah sakit-rumah sakit rujukan COVID-19 dan area-area di sekitarnya.

Huawei memperkenalkan sistem keselamatan dan kesehatan baru berbasis teknologi kecerdasan artifisial (AI), menetapkan prosedur standar tertinggi yang ketat guna menghadirkan perlindungan optimal setiap harinya kepada lebih dari 10.000 pekerja lapangan, baik dari Huawei maupun dari subkontraktor yang menjadi mitra Huawei.

Sistem ini terbukti mampu mewujudkan tingkat kecelakaan dan infeksi nihil atau zero accident dan zero health infection.

“Selain menjadikan ribuan pekerja merasa aman dan terlindungi dengan baik saat mereka memasang, menambah, dan memelihara jaringan di lokasi-lokasi berisiko tinggi, kami juga memastikan konektivitas jaringan tetap tersedia untuk mendukung percepatan transformasi digital di berbagai pasca pandemi," kata Lai Chaosen, Vice President, Huawei Indonesia, dalam siaran resmi, Selasa.

Dia melanjutkan, laporan nihil kecelakaan adalah bukti dari kuatnya komitmen “I DO CREATE” dalam mengontribusikan pendayagunaan teknologi terdepan Huawei untuk meningkatkan sistem keselamatan kerja dan menciptakan nilai melalui penerapan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sangat ketat.

Selama pandemi, melalui komitmen “I DO CREATE”, Huawei juga telah mengontribusikan kepakarannya di bidang-bidang teknis dan menghadirkan solusi diagnostik yang diperkuat teknologi Cloud dan AI bagi para dokter dan tenaga medis di RSPAD Gatot Soebroto dan PERTAMEDIKA. Solusi-solusi tersebut terbukti efektif sehubungan dengan kemampuannya melakukan diagnosis COVID-19 enam kali lebih cepat dengan tingkat akurasi hingga 93 persen.

Selain “I DO CREATE”, Huawei juga menggelar serangkaian kampanye lainnya yang berada di bawah payung komitmen yang sama, yaitu “I DO”. Melalui “I DO CARE, I DO CONTRIBUTE, I DO COLLABORATE,” Huawei menyelenggarakan berbagai program kolaborasi multiple helix tentang inovasi teknologi Huawei untuk memberikan sumbangsih dan mengembalikan manfaat, khususnya kepada komunitas dan kepada negara pada umumnya.

Menurut Lai Chaosen, sistem yang diperkuat teknologi AI dan pemantauan jarak jauh mencakup peta komprehensif yang dibuat berdasarkan tingkat risiko. Semakin tinggi risikonya, semakin ketat protokol kesehatan dan persyaratan keselamatan yang diterapkan. Sistem tersebut bertujuan untuk memastikan kepatuhan pekerja lapangan terhadap protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, pakaian dan kacamata pelindung, helm, dan mengikuti persyaratan lainnya.

Baca juga: GSMA: Lisensi spektrum 6 GHz penting untuk optimalkan 5G

Peta tersebut mencantumkan peralatan telekomunikasi yang terletak di lokasi rumah sakit rujukan COVID-19 sebagai zona merah atau yang berisiko tinggi. Setidaknya ada 621 rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh Indonesia yang semuanya tercakup di dalam peta Huawei. Di luar zona merah terdapat zona kuning yang menunjukkan area dalam radius 250 meter dari zona merah dan zona biru untuk menandai zona di luar kuning dan merah.

"Setiap pekerjaan terlebih dulu harus mendapat otorisasi dari manajemen Huawei dan dari pihak manajemen pelanggan kami guna menjaga agar angka kecelakaan dan terjadinya kasus penularan tetap nihil," Lai Chaosen menegaskan.

Ia menambahkan, bahwa semua zona dimonitor secara ketat selama proses penggelaran, pemeliharaan, hingga penerapan keamanan pada jaringan telekomunikasi.

Sebelum pandemi terjadi, Huawei Indonesia telah menerapkan keselamatan kerja dan kesehatan sebagai bentuk pengejawantahan atas penghargaan dan pengakuan internasional yang telah diterimanya selama ini. Pada tahun 2017, Huawei menjadi penyedia solusi TIK pertama di Indonesia yang menerima zero-accident award dari pemerintah. Huawei juga berhasil mempertahankan capaian tersebut selama empat tahun berturut-turut.

Kementerian Ketenagakerjaan memberikan apresiasi atas kuatnya komitmen Huawei dalam membangun kesadaran terhadap sistem manajemen yang menjunjung tinggi kepatuhan terhadap perlindungan lingkungan, serta kesehatan dan keselamatan saat bekerja (EHS – Environment, Health, and Safety) bagi pekerja Huawei serta pekerja subkontraktor.

Hery Sutanto, S.T., M.M, Direktur Bina Kelembagaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, mengatakan, “Best-practises dari Huawei dapat diadopsi dan dijadikan standar oleh industri TIK dalam membangun sistem manajemen EHS yang lebih kuat dan ketat sebagai bagian dari upaya strategis menanggulangi pandemi secara efektif.”

Pandangan senada dengan pemerintah tentang efektivitas Huawei dalam sistem keselamatan kerja juga diungkapkan oleh perwakilan operator yang menjadi mitra Huawei.

Desmond Cheung, Chief Technology Officer of Hutchison, mengungkapkan, “Kami memberikan apreasiasi atas kontribusi yang terus diberikan Huawei di tengah situasi pandemi COVID-19 yang sulit. Huawei terus mengelola proyek-proyek perluasan, menghadirkan layanan pemeliharaan dan operasional dengan kualitas yang tetap terjaga guna mendukung terselenggaranya layanan komunikasi bergerak bagi masyarakat Indonesia serta mendukung komitmen pemerintah."

"Ini sangat penting bagi mereka yang bekerja atau belajar dari rumah dengan mengandalkan komunikasi seluler secara intensif. Di tengah situasi pandemi yang menantang ini, kami berterima kasih karena Huawei sangat mematuhi pedoman kesehatan dan keselamatan yang mampu memberikan perlindungan yang memuaskan baik kepada karyawan mereka maupun para pekerja subkontraktor, terutama mereka yang bekerja di lapangan dan melakukan perjalanan ke berbagai daerah.”

Di samping menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja berbasis AI, Huawei juga menyediakan pelatihan mengenai prosedur keselamatan kerja di area-area yang punya risiko penularan COVID-19 yang tinggi dan menyediakan fasilitas bagi para pekerja agar sesuai dengan protokol kesehatan, seperti pemakaian personal protective equipment (PPE) lengkap. Huawei juga secara rutin memeriksa kesehatan seluruh pekerja. Selama penerapan sistem tersebut, Huawei juga meninjau dan memantau secara digital menggunakan teknologi AI dan pemberlakuan proses perizinan yang ketat dari pihak manajemen.

Menjamin keselamatan karyawan Huawei sendiri beserta karyawan dari mitra-mitranya akan selalu menjadi fokus. Huawei berkomitmen untuk terus menghadirkan teknologi dan layanan berkelas dunia, sekaligus kepedulian tinggi terhadap keselamatan seluruh karyawan dengan menghadirkan lingkungan kerja aman dan bersahabat dengan memanfaatkan teknologi canggih.

Baca juga: Samsung duduki peringkat kedua jual perangkat "wearable" secara global

Baca juga: OS baru Huawei dan upaya industri perangkat lunak atasi tekanan AS

Baca juga: Lawan sanksi AS, Pendiri Huawei desak pengembangan perangkat lunak

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021