Jakarta (ANTARA News) - Anak-anak jaman sekarang mendapat lebih banyak pendidikan seks dari televisi, musik dan video, dan Internet, termasuk materi-materi porno, demikian para dokter anak di Amerika Serikat seperti dikutip US News and World Report, (2/9).

Para dokter anak ini mendesak para orangtua untuk bereaksi dan membantu anak-anak mereka belajar bagaimana menjadi manusia yang bertanggung jawab dalam hal seksual.

Orangtua kini tampaknya tidak mengambil sikap yang tepat. AS memiliki tingkat kehamilan remaja tertinggi dibanding negara maju lainnya. Sebanyak 25 persen remaja AS menderita penyakit menular seksual (PMS).

Banyak ibu dan ayah yang malu membicarakan urusan seks dengan anaknya, padahal sebagai orangtua kita sebenarnya bisa membantu mencegah hal itu.

Berdasarkan laporan "American Academy of Pediatrics" mengenai masalah remaja, seks, dan media, para remaja mengenal seks dari televisi, yang bermuatan seks sebesar 70 persen dalam acara remaja, dan kurang dari 10 persen acara itu memberi contoh perilaku seksual yang bertanggung jawab, seperti menunda berhubungan seks atau mengurangi risiko penyakit seks menular.

"American Academy of Pediatrics" (AAP) mendorong dokter anak untuk mengajukan dua pertanyaan kepada anak-anak yang mengunjungi mereka untuk menilai bagaimana penggunaan media mempengaruhi kesehatan mereka: apakah anak memiliki televisi atau komputer di dalam kamar tidur mereka, serta seberapa sering mereka menghabiskan waktu di depan televisi atau komputer setiap hari.

Meskipun pertanyaan-pertanyaan di atas bisa membantu mengenali apakah seorang anak bermasalah dengan pengunaan media, berkompromi dengan sola itu adalah tanggung jawab orangtua.

Orangtua memiliki kontrol terbesar dalam penggunaan media oleh anak dan dampak positifnya. Berikut adalah tiga rekomendasi bagaimana semestinya orangtua menangani seks dan media.

Rekomendasi itu diberikan Victor Strasburger, penulis laporan dan kepala ilmu kedokteran remaja di Fakultas Kedokteran, Universitas New Mexico.

Pertama, batasi semua penggunan televisi dan komputer maksimal dua jam sehari. Tindakan ini tidak hanya mengurangi jumlah muatan seksual yang tidak tepat yang diterima seorang anak setiap hari, tapi juga membuat anak bisa menggunakan waktunya untuk hal-hal positif seperti mengerjakan pekerjaan rumah, berolahraga atau berkumpul bersama teman dan keluarga.

Kedua, jauhkan televisi dan komputer dari kamar tidur anak. Orangtua tidak bisa mengetahui media apa yang dikonsumsi anak jika anaknya mengurung diri dalam kamar. Memiliki televisi di dalam kamar tidur juga dihubungkan dengan obesitas.
Ketiga, gunakan muatan seks dalam media untuk dasar pendidikan seksual, ketimbang dibahas terlalu dalam. Orangtua bisa menonton televisi dengan anak emaja mereka dan memberitahu bahwa hubungan seksual seperi ditayangkan televisi itu tidak sesuai dengan kehidupan nyata.

Yang terakhir mungkin terdengar mengerikan, tetapi Diane Levin, penulis buku "So Sexy So Soon", mengatakan bertanya kepada remaja mengapa mereka menyukai acara-acara atau lagu tertentu bisa membuat anak membahas seks dalam cara yang nyaman.

Orangtua bisa menonton bersama anaknya dan menunjukkan bahwa gambar atau adegan tertentu adalah mengganggu atau tidak pantas buat mereka. Hasilnya, remaja memperoleh pemahaman seks yang lebih baik di kehidupan nyata, seperti halnya etika dan standar moral pada orangtua mereka.

Para dokter anak-anak meminta tayangan bermuatan seksual dikurangi oleh televisi, dan mendesak iklan obat disfungsi ereksi dilarang tayang kecuali di atas jam 10 malam.(*)

ENY/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010