Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso menegaskan, Komisi Pemberantasan Korupsi harus segera mengusut pelaku pemberi dana kepada 26 politisi yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom pada 2004.

"Kami tidak meratapi adanya 10 kader Golkar yang terlibat dalam kasus suap tersebut. Namun, kami pesan agar KPK bisa `fair` dan adil dalam mengusut kasus ini," kata Priyo, di Jakarta, Kamis.

Yaitu, kata dia, dengan mengusut pelaku yang menjadi sumber pendanaan bagi 26 politisi dalam kasus suap tersebut.

"Kalau KPK gagal menunjukan siapa pelaku penyokong dana tersebut kepada publik, maka akan `runtuh` reputasi KPK," tegasnya.

Menurut dia, selama ini yang diperiksa dan dijadikan terdakwa adalah orang yang menerima dana, sementara pelaku pemberi dana tidak pernah diproses hukum.

"Ini harus jelas sumber dananya dari mana. Itu tugas KPK untuk mengusut masalah ini," katanya.

Priyo mengatakan, bila diminta, pihaknya akan menyiapkan bantuan hukum kepada sepuluh kader Golkar yang terlibat dalam kasus tersebut.

Menanggapi dua calon pimpinan KPK yang saat ini digodok di DPR, yakni Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto, kata Wakil Ketua DPR itu, setelah lebaran pihaknya akan mengumumkan siapa calon terpilih pimpinan KPK.

Menurut dia, dua calon pimpinan KPK itu memiliki talenta, bakat, `track record` yang bagus, sehingga tidak ada rencana anggota DPR menolak dua calon itu.

"Namun, bila kami menemukan hal yang `memilukan` saat pemilihan dan saat `fit and proper test` nanti, maka bisa saja dua calon tersebut dikembalikan/ditolak," katanya.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan 26 anggota DPR periode 1999-2004 sebagai tersangka kasus travellers cheque (TC) sebagai suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom pada 2004.

KPK membagi 26 orang tersangka baru kasus pemberian TC tersebut dalam enam kelompok. Kelompok I yakni HY bersama-sama dengan yang berinisial AHZ , MBS (Marthin Bria Seran), PSz (Paskah Suzetta), BS (Boby Suhardiman), AZA (Antony Zeidra Abidin).

Kelompok II, yakni HY bersama dengan ARS (Asep Ruchimat Sudjana), RK (Reza Kamarullah), BA (Baharuddin Aritonang), HB (Hengky Baramuli). Kelompok III EAJS bersama dengan DT (Daniel Tandjung) dan SU (Sofyan Usman).

Kelompok IV yakni DMM bersama dengan NLM (Ni Luh Mariani Tirtasari), SP (Sutanto Pranoto), S (Soewarno), MP (Matheos Pormes). Kelompok V yakni DNM bersama dengan PN (Panda Nababan), EP (Engelina Pattiasina), MI (Muhammad Iqbal), B (Budiningsih), JT (Jeffrey Tongas Lumban).

Dan kelompok VI yakni DMM bersama ACP (Agus Condro Prayitno), MM (Max Moein), RL (Rusman Lumbantoruan), PS (Poltak Sitorus) dan WMT (Williem Tutuarima).(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010