Semarang (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum pernah menjanjikan perbaikan sejumlah ruas jalan nasional selesai pada H-10 Lebaran, namun di tengah arus mudik aktivitas itu terlihat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Wartawan ANTARA dari Banyumas, Jumat, melaporkan perbaikan sejumlah ruas jalan nasional dan provinsi di kabupaten itu masih berlangsung pada H-7 Idul Fitri 1431 Hijriah, seperti Jalan Raya Sidabowa (jalan provinsi) yang menghubungkan Purwokerto-Cilacap. Padahal kerusakan jalan ini sejak akhir Juli 2010.

Selain itu, perbaikan juga masih ditemui di ruas jalan nasional yang menghubungkan Banyumas-Banjarnegara, yakni di Jalan Raya Somagede.

Kendati pelapisan ulang telah selesai dikerjakan pada sebagian ruas jalan tersebut pada awal Agustus, di beberapa titik masih dilakukan penambalan.

"Padahal lubang-lubang ini sudah ada sejak Juli, tapi pengerjaannya baru dimulai beberapa pekan silam," kata Jalu, warga Banyumas yang sering melintas di ruas jalan tersebut.

Kepala Balai Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Wilayah Cilacap, Priyono, mengelak kalau pihaknya melanggar batas akhir perbaikan pada H-10 Lebaran.

"Perbaikan jalan yang dilaksanakan saat ini hanyalah penambalan terhadap lubang yang muncul akibat sering diguyur hujan," ujarnya.

Pihaknya tidak melanggar batas waktu tersebut karena seluruh pekerjaan pelapisan ulang telah selesai sebelum H-10.

"Kami berupaya menjaga keselamatan penggguna jalan melalui penambalan lubang yang akan dilakukan hingga 9 September mendatang," katanya.

Sementara itu, pada H-7 Lebaran, kendaraan arus mudik mulai masuk Boyolali meski belum begitu terlihat ramai.

Wartawan ANTARA yang berada di Pos Pengamanan (Pospam) di Terminal Bus Sunggingan Boyolali, Jumat, menyebutkan, sejumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat dengan nomor polisi pelat B (Jakarta), D (Bandung), dan H (Semarang) mulai berdatangan dari arah barat (Semarang).

Namun, jumlah kendaraan dari arah Jakarta atau barat yang masuk Kota Boyolali tersebut sebagian besar belum kelihatan rapat. Arus mudik pelat nopol luar kota yang melintas mayoritas kendaraan pribadi.

Dilaporkan pula pemudik berkendara sepeda motor dari luar kota baru satu atau dua unit. Mereka membawa barang bawaan yang belebihan.

Kepala Kepolisian Resor Boyolali, Ajun Komisaris Besar Polisi Romin Thaib, didampingi Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) AKP Sugandi, mengatakan, arus mudik memang sudah ada yang melintas di wilayah Boyolali, tetapi masih kelihatan bergelombang.

"Pemudik sudah mulai masuk, tetapi belum padat. Kendaraan yang memenuhi jalan pada H-7 Lebaran ini justru truk-truk barang dan pasir," kata Kasatlantas AKP Sugandi.

Menurut Kasatlantas, truk pasir masih memadati jalur Boyolali-Semarang karena sesuai ketentuan truk itu dilarang beroperasi mulai H-4 hingga H+4 Lebaran.

"Kecuali truk yang mengangkut logistik, kebutuhan pokok, dan susu masih diperbolehkan beroperasi," katanya.

Adapun sejumlah titik rawan kemacetan di kota itu, seperti di depan Pasar Ampel, pihaknya menempatkan puluhan petugas untuk melakukan pengamanan jalur mudik.

"Di jalur itu dipasang batas pemisah jalan atau `bamboo cone` untuk memperlancar arus lalu lintas," kata Kasatlantas.


Patroli Rumah Kosong

Aktivitas aparat kepolisian menjelang Idul Fitri 1431 Hijriah tidak hanya melakukan pengamanan di jalan raya, tetapi juga memberi rasa aman kepada warga yang sedang mudik dengan melakukan patroli di berbagai perumahan.

Hal itu dilakukan Satuan Polres Semarang. Bahkan, seperti yang dikatakan Kapolres Semarang, AKBP Hariyanta, pihaknya mengerahkan 511 personel, satu peleton Dalmas, dan satu peleton Polwan yang akan melakukan patroli secara bergantian mengitari berbagai rumah yang kosong.

"Biasanya saat Lebaran, rawan terjadi kejahatan pencurian sehingga perlu diwaspadai," katanya.

Pihaknya juga mengimbau kepada pemilik rumah untuk mangamankan rumahnya masing-masing, seperti pemasangan gembok, alat monitor, dan menitipkan barang-barang berharga kepada tetangga yang tidak mudik keluar kota.

"Kami akan melakukan patroli secara selektif di perumahan-perumahan yang banyak ditinggal mudik oleh penghuninya," katanya.

Ia mengatakan, dalam melakukan Operasi Ketupat Candi 2010, pihaknya juga bekerja sama dengan TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan dinas terkait.

"Kami juga menyediakan penembak jitu jika sekiranya diperlukan," katanya.

Menurut dia, satuan polisi yang dikerahkan tersebut juga disiagakan di 11 pos pengaman yang tersebar di jalan Kabupaten Semarang yang dinilai rawan terjadi kemacetan, kecelakaan, dan tindak kejahatan.

"Pospam tersebut juga boleh digunakan untuk para pemudik siapa saja yang ingin beristirahat," katanya.

Ia mengimbau kepada pemudik untuk istirahat setiap tiga jam sekali di pos pengaman yang disediakan oleh polres setempat.

Masih terkait dengan masalah keamanan, Kapolres Temanggung AKBP Anthony Agustinus Koylal, mengimbau kepada para pemilik toko emas di wilayah tersebut untuk memasang kamera pengintai atau "closed circuit television" (CCTV) guna membantu memantau kondisi lingkungan setempat.

"Jangan hanya memasang kamera untuk memonitor saja, tetapi usahakan yang bisa untuk merekam sehingga jika terjadi tindak kriminal bisa membantu mengungkap tindak kejahatan tersebut," katanya.

Selain itu, kata dia, jika orang mengetahui di sebuah toko dipasang kamera CCTV bisa saja orang yang mau berbuat jahat tersebut mengurungkan niatnya karena takut terekam dalam kamera pengintai itu.

Menanggapi beberapa pemilik toko emas yang merasa kurang mendapat pengamanan dari kepolisian, dia mengatakan, polisi terus memantau di sejumlah keramaian, antara lain perbankan, toko emas, dan pasar tradisional meskipun anggota polisi tersebut tidak selalu menggunakan seragam polisi.

"Jangan khawatir, petugas kami selalu memantaunya. Jika pemilik toko emas kurang yakin tolong sediakan buku kontrol khusus untuk anggota polisi yang bertugas," katanya.


Kesiapan Armada

Pada masa arus mudik kali ini, Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Boyolali menyatakan siap mengantarkan para pemudik di kantong-kantong penurunan penumpang, seperti Terminal Bus Sunggingan di kota tersebut agar tidak terjadi penumpukan.

"Kami sudah siapkan sebanyak 700 armada plus 70 taksi, dan 10 unit travel untuk melayani para perantau datang dari berbagai kota besar mulai H-7 hingga H+7 Lebaran," kata Ketua DPC Organda Boyolali, Tulus Budiyono.

Tujuh ratus armada tersebut, yakni bus antarkota dalam provinsi (AKDP) sebanyak 320 unit, 150 bus antarkota antarprovinsi (AKAP), 141 angkutan kota, dan 89 bus pedesaan.

Dia optimistis dengan jumlah armada sebanyak tersebut dapat melayani para pemudik dengan lancar meski jumlah pemudik di Boyolali Lebaran 2010 naik 5-7 persen dari total pemudik 2009 sekitar 32 ribu orang.

Ia menjelaskan, organda setempat siap mengakses 19 kecamatan di Kabupaten Boyolali.

"Kami berjanji jika terjadi kendala ada penumpang yang terlantar dan menumpuk di terminal, kami siap mengantar sampai tujuan," katanya.

Untuk memberi kenyamanan para pemudik pada masa angkutan Lebaran 2010, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pada H-7 Lebaran mendirikan 17 posko yang terdiri atas posko terpadu dan posko dinas terkait.

"Pemkot Semarang telah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi permasalahan yang mungkin muncul selama arus mudik dan balik Lebaran, seperti kemacetan dan masalah kesehatan dengan menyiapkan posko Lebaran," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Semarang, Achyani.

Achyani menjelaskan untuk posko terpadu merupakan gabungan unsur kepolisian, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Semarang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terdapat empat titik yakni di kawasan Tugu Muda, Terminal Terboyo, Terminal Penggoran, dan Terminal Mangkang.

Sementara dari Dishubkominfo sendiri menambah posko di Jalan Pandanaran dan di kawasan Simpang Lima.

"Dari Dinas Kesehatan akan membuka 11 posko kesehatan yang tersebar di berbagai titik padat pemudik untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang sewaktu-waktu dibutuhkan para pemudik," katanya.

Posko kesehatan tersebut ditempatkan di Terminal Terboyo, Terminbal Penggaron, Terminal Mangkang, ujung Tol Srondol, Tugu Muda, Bundaran Kalibanteng, Stasiun Tawang, Stasiun Poncol, Pelabuhan Tanjung Emas, Bandara Ahmad Yani.

Kepala Dishubkominfo Kota Semarang, Gurun Risyadmoko menambahkan pihaknya mengerahkan personelnya untuk berjaga selama 24 jam dengan pembagian tiga "shift".

Kesiapan Dishubkominfo tersebut untuk mengantisipasi jika terjadi kemacetan, sehingga pihaknya bisa membantu mengurainya. (D007*M028/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010