Bogor (ANTARA News) - Sebanyak 81 warga Kampung Rawa Bebek, Desa Sukamanah, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terserang diare, dua diantaranya meninggal dunia dan 31 orang menjalani perawatan intensif di Puskesmas Jonggol dan RS Cibinong.

Camat Jonggol Asep Aer Sukmaji, Minggu malam menyebutkan peristiwa terjadi Jumat (3/9) sore, puluhan warga mendadak terserang diare dan dilarikan ke Puskesmas Jonggol.

"Jumat sore itu, 16 orang warga dibawa ke Puskesmas, mereka mengeluhkan mual, sakit perut dan buang air besar terus menerus," katanya.

Korban diare terus bertambah hingga Sabtu mencapai 81 orang, bahkan dua orang warga setempat yakni Ahmad (17) dan Iwan (75) tewas akibat lambat ditangani oleh pihak keluarga.

"Iwan tewas diperjalanan ke rumah sakit karena terlambat ditangani oleh pihak keluarga," kata Asep.

Dari 81 orang tersebut, kata Asep, 31 diantaranya menjalani perawatan intensif di rumah sakit, enam diantaranya dibawa ke RS Cibinong, sisanya dirawat di Puskesmas Jonggol.

"Sisanya 50 warga rawat jalan dirumah masing-masing, kita menyediakan posko penanggulangan di sekitar rumah warga, bagi warga yang mengalami kondisi buruk akan dirujuk ke rumah sakit," jelasnya.

Ia menyebutkan, kondisi tersebut tergolong Kejadian Luar Biasa (KLB) dan pihaknya melakukan penanganan dengan mendirikan posko penanggulangan bencana.

Posko pelayanan tersebut dilengkapi oleh dokter dan tenaga perawat dari dinas kesehatan, dan Puskesmas Jonggol.

Hingga berita ini diturunkan, kata Asep, belum terjadi penambahan korban, saat ini sudah ada dua orang yang sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

"Mudah-mudahan berangsur sudah ada yang pulang lagi," harapnya.

Asep menyebutkan belum diketahui sebab diare yang melanda warganya. Beberapa warga mengaku mengalami diare setelah mengonsumsi es cendol yang dijajakan di kampung.

Sabtu kemarin, kata Asep, pihaknya telah menyerahkan beberapa sampel makanan, air dan muntah para korban kepada Dinas Kesehatan untuk diteliti mencari tahu penyebab diare yang dialami warga.

Asep mengatakan, sampai Minggu malam ini, pihaknya masih menunggu laporan dari dinas kesehatan terkait hasil sampel yang sudah diambil.

"Kita masih belum tahu penyebabnya apa, sampai saat ini kita masih menunggu kabar dari dinas kesehatan," katanya.

Asep menyebutkan, peristiwa tersebut yang pertama terjadi dimasa jabatannya sebagai Camat Jonggol yang baru dilantik beberapa minggu ini.

Menurut dia, peristiwa tersebut ada kaitannya dengan sanitasi yang kurang baik di pemukiman warga. Pasca kejadian tersebut dirinya akan mengajak dan mengimbau warga setempat untuk peduli dan memperhatikan kondisi sanitasi dan sumber air bersih dilingkungan setempat.

"Masyarakat akan disosialisasikan untuk membiasakan hidup bersih, harus ada dibangun sanitasi, dan pemeliharan terhadap sumur sebagai sumber air bersih," katanya.(*)

(T.KR-LR/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010