Jakarta (ANTARA) - T-shirt atau kaus lengan pendek telah memiliki tempat tersendiri sebagai staple piece yang wajib melengkapi lemari pakaian.

Konsepnya yang terus berubah seiring beragam evolusi signifikan di berbagai era.

T-shirt diciptakan pertama kali diciptakan oleh William Cotton pada tahun 1864, saat ia mendeklarasikan penemuan mesin rajut komersil, diikuti iklan pertama t-shirt sebagai pakaian dalam, eksperimen terhadap long john oleh sekelompok penjahit di abad ke-19.

Novelis legendaris F. Scott Fitzgerald menemukan nama "t-shirt" untuk menjuluki kaus lengan pendek tersebut dan menempatkan t-shirt sebagai item pakaian kasual yang ikonis dan kerap menjadi andalan.

Baca juga: Kolaborasi Uniqlo dan Theory tampilkan gaya "athleisure" New York

Baca juga: Batik Bai Soemarlono kini hadir di Uniqlo

 
Madonna (ANTARA/HO)


Sejarah T-Shape

Di abad pertengahan antara abad ke-5 hingga akhir abad 15­, t-shirt masih menggunakan material wol dan linen yang yang dianggap sebagai pakaian dalam dengan bentuk yang memanjang di bagian belakang yang bertahan hingga kegunaannya bergeser saat t-shirt versi William Cotton, diterima oleh khalayak luas terutama pekerja yang membutuhkan pakaian nyaman untuk dipakai saat hari libur.

Pada 1904, perusahaan pakaian dalam Cooper, meluncurkan iklan komersial t-shirt dengan konsep before and after. Menampilkan model pria yang mengenakan crew neck t-shirt, menegaskan sisi praktikal dan kelebihan dari garmen nyaman yang tak lama diadaptasi oleh angkatan laut Amerika, yang mewajibkan perwira mengenakan t-shirt saat berseragam.

Kendati demikian, Cooper bukanlah nama pembentuk gaya simpel t-shirt yang diselebrasi hingga hari ini. Melainkan eksperimen para penjahit berupa eksplorasi material pada long john. T-shirt nyaman yang dapat meregang dengan praktis diantara kepala dan tangan, hingga menampilkan bentuk T yang istimewa.

Hal tersebut menjadi sumbu dari pergeseran t-shirt yang semula adalah pakaian dalam menjadi outerwear.

Semenjak Oxford Dictionary menyatakan F. Scott Fitzgerald sebagai sosok pertama yang menggunakan istilah t-shirt, yang termuat pada novel karyanya "This Side of Paradise" karangannya, diikuti Merriam-Webster, momen ini menjadi jejak awal t-shirt menjadi fashion item esensial terutama era kini.

Dimulai pada era tahun 1950-an, lewat industri layar lebar dimana pada film "Streetcar Named Desire" dan "Rebel With A Cause", aktor Marlon Brando dan James Dean mengenakan t-shirt putih polos pada sederet scene ikonis. Begitu pula di masa Madonna menjadi pop icon di tahun 80-an yang memadukan white t-shirt dengan rok bermotif tartan.
 
Mark Zuckerberg, Co. Founder & CEO Facebook Inc (ANTARA/HO)


Baca juga: Uniqlo +J Spring/Summer 2021, untuk penyuka minimalis & monokrom

Baca juga: Ayudia C, Sivia Azizah, dan Tantri Namirah rilis panduan gaya "modest"

Modern Age Uniform

T-shirt mengalami pergeseran lainnya di era modern yang menekankan kegunaan sebenarnya dari mengenakan sebuah t-shirt, yaitu kenyamanan yang merupakan akar dari terciptanya garmen radikal ini.

Digitalisasi di berbagai sisi kehidupan, mendorong manusia lebih cakap untuk mengolah waktu, juga mengikuti perkembangan zaman yang terus berjalan. Dan di saat yang sama, era digital memberi akses tentang ilmu psikologi yang luas. Karena itu, pakaian dianggap sebagai instrumen yang mempengaruhi kualitas dari aktivitas seseorang setiap harinya. Tubuh diharuskan merasakan kenyamanan utuh pakaian.

Tokoh penting dunia seperti Mark Zuckerberg, Co. Founder & CEO Facebook Inc., mengenakan t-shirt di berbagai kesempatan penting seperti konferensi, presentasi peluncuran produk, bahkan menyambut tamu penting di kantor nya yang megah di Menlo Park, California.

T-shirt merupakan ciri khas dari Zuckerberg yang membawa pesan positif, bahwa kesuksesan tidak diukur dari tampilan luar dan justru di era modern, pakaian sederhana identik dengan figur berpengaruh yang memiliki kontrol secara tidak langsung terhadap masyarakat global.
Kanye West (ANTARA/HO)


Selain itu, figur berbakat yang adalah pengusaha, seniman, dan desainer, Kanye West, juga mengadopsi t-shirt pada rutinitasnya. Ia setia dengan semangat streetwear yang membuatnya terus mengandalkan oversized t-shirt dengan potongan lengan di atas siku.

Cara berbagai figur di berbagai era menikmati pesona dari t-shirt turut menginspirasi Uniqlo dalam menghadirkan beragam t-shirtdengan kualitas dan ciri khas yang menjadi pesona dari setiap potongan t-shirt pada koleksi Uniqlo T-Shirt.

Barisan Uniqlo T-Shirt pada koleksi pria, memiliki pesona ultra-modern dan elegan dengan jiwa sporty yang terselip diantaranya U AIRism Cotton Oversized Crew Neck H/S T-Shirt yang memiliki potongan oversized dari material yang halus dan mudah kering. U Crew Neck S/S T-Shirt, t-shirtyang terasa spesial ketika dikenakan ini, di desain di Paris di bawah arahan Christophe Lemaire yang memutuskan untuk memilih material katun yang lebih tebal sehingga terlihat sturdy, timeless dan premium secara bersamaan.

Sedangkan untuk koleksi wanita, Uniqlo T-Shirt terdiri dari W’s AIRIsm Cotton U Crew Neck Oversized S/S T-Shirt yang menghadirkan keseimbangan antara fungsi dan desain, W’s U Crew Neck S/S T-Shirt dengan katun jersey yang tahan lama dan mempertahankan sebuah bentuk yang berkarakter.

W’s Smooth Cotton French Sleeves T-Shirt yang adalah t-shirt elegan berpotongan rileks yang memberikan aksen drape dan potongan lengan gaya french yang indah yang juga dimiliki oleh W’s Drape Crew Neck S/S T-Shirt yang terbuat dari katun dengan efek kilau yang dapat dipadukan dengan apa pun namun tetap terlihat menawan dan anti kusut, demikian dikutip dari siaran pers pada Sabtu.

Baca juga: Sosok inovatif Maiko Kurogouchi di balik Mame Kurogouchi x Uniqlo

Baca juga: Mame Kurogouchi x Uniqlo ciptakan "innerwear" yang bisa dipamerkan

Baca juga: Uniqlo kolaborasi dengan atlet Swedia rilis koleksi "lifewear" nyaman

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021