Kita minta itu diisi oleh para UMKM, jangan diisi oleh perusahaan-perusahaan besar
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat (Jakpus) mendukung pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) usai Taman Ismail Marzuki (TIM) direvitalisasi pada tahun ini.

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi saat dihubungi di Jakarta, Senin, menegaskan bahwa pihaknya telah meminta kepada Jakpro, perusahaan pelaksana proyek Revitalisasi TIM, agar produk-produk hasil UMKM dapat ditampilkan, baik di pojok suvenir maupun kuliner.

Irwandi menjelaskan bahwa saat ini pelibatan UMKM memang belum dilakukan karena menunggu proyek revitalisasi TIM tahap 1 yang kini mencapai 86 persen.

"Di TIM itu nanti kantinnya tetap UMKM, cuma belum sampai sana karena menunggu 100 persen. Nanti baru kelihatan tempat suvenir, tempat makannya, baru UMKM dilibatkan di situ," kata Irwandi.

Baca juga: Pentas seni di antara revitalisasi TIM

Irwandi berharap TIM dengan wajah baru bisa menjadi pusat budaya dan ekonomi yang melibatkan para UMKM di sekitarnya, khususnya Jakarta Pusat, sehingga kesejahteraan dan perekonomian masyarakat bisa meningkat.

Oleh karenanya, ia menegaskan agar kantin, pusat kuliner dan pusat suvenir untuk pengunjung diisi oleh pelaku UMKM.

"Kita minta itu diisi oleh para UMKM, jangan diisi oleh perusahaan-perusahaan besar," kata Irwandi.

Senada dengan itu, Lurah Cikini Fajar Laksono menambahkan bahwa pihaknya telah meminta agar Jakpro dapat mengakomodasi para pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di depan kawasan TIM.

Baca juga: Taman Ismail Marzuki didorong jadi magnet seni Betawi-Indonesia

Hal itu karena sebagian dari PKL tersebut merupakan warga sekitar, sehingga diharapkan para pedagang dapat berjualan lebih teratur jika diakomodasi ke dalam kawasan TIM.

"Dari pihak Jakpro berkeinginan di depan itu steril. Kalau steril sah-sah saja, tetapi saya minta agar pedagang diakomodir ditarik ke dalam. Hal itu karena beberapa pedagang depan TIM itu juga warga kita," kata Fajar.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021