Kami dididik dan dipersiapkan sesuai potensi dan kompetensi masing masing. Kompak, saling melengkapi satu sama lainnya sesuai dengan kelebihan dan kekurangan, terjun langsung di operasional, bersama-sama bahu membahu....
Jakarta (ANTARA) - Mempertahankan nama besar keluarga tentu memiliki tantangan tersendiri. Sebagai Presiden Direktur Hasnur Group Hajah Jayanti Sari sangat memegang teguh nilai-nilai filosofi yang telah diterapkan orang tuanya, yang tidak lain adalah pendiri perusahaan yang kini dipimpinnya. Kelompok usaha ini didirikan oleh pasangan suami istri pengusaha nasional asal Kalimantan Selatan, H. Abdussamad Sulaiman HB, dan Hj. Nurhayati.

Bagi Jayanti, nilai-nilai dan filosofi yang diwariskan orang tua memiliki relevansi yang tinggi dan sangat berguna sebagai penguat juga navigator bagi perusahaan.

Dengan begitu, perusahaan dapat terus tumbuh berkembang bersama para pemangku kepentingan atau stakeholder ke arah yang lebih baik, serta mampu terus beradaptasi dalam perkembangan zaman seperti sekarang. Sebagaimana keinginan dan filosofi para pendiri perusahaan bahwa sepertiga harta untuk usaha, sepertiga untuk keluarga, dan sepertiga diinfaqkan untuk kemaslahatan masyarakat.

“Kami para putra maupun putrinya, persisten dan konsisten menjalankan nilai-nilai tersebut dalam keseharian, kemudian para pemimpin entitas terus menjaga nilai-nilai, yang diimplementasikan menjadi modul utama dalam pelatihan leadership karyawan, serta menjadikannya sebagai cara hidup (way of life), budaya yang terus hidup di setiap insan Hasnur Group," ungkap Jayanti menjelaskan.

Nama kelompok usaha Hasnur sesungguhnya merupakan gabungan nama Haji Abdussamad Sulaiman HB (HAS) dan istrinya Hajah Nurhayati (Nur) yang didirikan keduanya pada tahun 1966. Saat ini Hasnur Grup menjadi sebuah holding company yang membawahi sekitar 57 anak perusahaan yang beroperasi di bawah naungan 6 Unit Bisnis Strategis atau Strategic Bussines Unit (SBU) yang saling terintegrasi yaitu agribisnis, kehutanan, pertambangan, jasa, media dan logistik.

Jayanti juga mengemukakan bahwa salah satu implementasi dari nilai religius yang diajarkan adalah menanamkan filosofi "bekerja itu adalah ibadah". Nilai ini lah yang diyakini berperan sangat penting dalam pengelolaan bisnis Hasnur Group sehari-hari.

“Meskipun dalam kondisi yang tidak normal atau new normal seperti saat ini, segenap karyawan Hasnur Group harus tanggap dan adaptif dalam bekerja. Bekerja secara nyata dan gigih serta menjadi pribadi yang kompeten, dan menjaga sebaik-baiknya amanah yang diberikan perusahaan dengan senantiasa bersyukur atas segala hasil yang telah dicapai,” imbuh Jayanti.

Baca juga: Sosok inovatif Maiko Kurogouchi di balik Mame Kurogouchi x Uniqlo

Sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara, Hj Jayanti mengatakan kedua orang tuanya sebagai pendiri perusahaan memang telah meninggalkan legacy atau warisan bagi anak-anaknya untuk terus menjaga perusahaan dan mengembangkan langkah-langkah adaptif, agar perusahaan ini tidak saja tetap eksis namun juga berkembang tanpa meninggalkan nilai-nilai yang telah diwariskan.

Dalam menjalankan bisnis, dirinya banyak belajar langsung dari orangtua sejak kecil, demikian juga dengan saudaranya yang lain. Belajar bagaimana mengelola perusahaan dan mengembangkan secara tepat sumber daya manusia (SDM) yang ada, dengan melibatkan para ahli yang direkrut oleh founder dalam menjalankan usahanya.

“Kami dididik dan dipersiapkan sesuai potensi dan kompetensi masing masing. Kompak, saling melengkapi satu sama lainnya sesuai dengan kelebihan dan kekurangan, terjun langsung di operasional, bersama-sama bahu membahu mengatasi kendala khususnya ketika krisis moneter, Ibu kami men-support dengan doa dan motivasi terus menerus serta tak lupa ditanami nilai-nilai inti perusahaan,” tandas Jayanti.

Perjalanan karir Hj.Jayanti Sari di perusahaan cukup panjang dan turut merasakan dinamika yang terjadi di seluruh group usaha Hasnur. Dia mengawali karirnya di perusahaan pada tahun 1997 sebagai manajer logistik dan peralatan yang bertanggung jawab atas kendaraan termasuk alat berat yang siap untuk digunakan. Dalam hal ini termasuk mengawasi dari mulai perawatan, perbaikan, penyediaan suku cadang, sampai dengan pengecekan jalan yang akan dilalui.

Berhadapan langsung dengan situasi dan kondisi lapangan termasuk menghadapi berbagai macam masalah yang ada baik itu teknis maupun nonteknis, merupakan hal yang biasa dihadapi Jayanti dalam kesehariannya, dan pengalaman inilah yang semakin menempa jiwa kepemimpinannya.

Pada tahun 2005 dirinya dipercaya untuk menjabat sebagai CEO untuk usaha pertambangan dan port. Selanjutnya pada tahun 2008 dia dipercaya untuk menjabat sebagai Presiden Direktur Hasnur Group. Termasuk memperoleh kepercayaan penuh untuk mengembangkan usaha perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahannya pada tahun 2008, serta perusahaan pelayaran dan logistik pada tahun 2009.

Baca juga: Mutiara Banua pendiri Hasnur Grup, mengenang sosok Haji Leman

Harapan dan optimisme perusahaan akan terus berkembang diyakini betul oleh Hj Jayanti. Cita-cita, filosofi dan nilai-nilai perusahaan yang telah ditanamkan oleh para pendiri perusahaan menjadi fondasi utama dan alat navigasi arah pertumbuhan perusahaan.

Nilai-nilai universal yang diwariskan pendiri akan terus dijaga, dipertahankan dan dipraktekkan dalam pelaksanaan bisnis Hasnur Group. Nilai- nilai tersebut adalah Kesatuan Sikap, Dapat Dipercaya, Disiplin, Pantang Menyerah, Keadilan, Kebersamaan, Bijaksana. Ketujuh nilai tersebut menjadi fondasi dan kebermanfaatan bagi banyak orang.

Rekrut profesional

Layaknya sebuah perusahaan yang telah maju, Hasnur Group pun tidak luput dari berbagai tantangan usaha. Salah satu diantaranya yang penting, menyiapkan talent yang sesuai dengan ketujuh Nilai Inti perusahaan serta selaras dengan perubahan (shifting) dari perusahaan berbasis pengelolaan sumber daya alam ke pengembangan bidang teknologi dan sektor-sektor jasa lainnya.

Oleh karenanya, Hasnur Group kini telah mempercayakan unit-unit usahanya kepada para profesional untuk mendukung jalannya perusahaan, sesuai dengan visi dan misi usaha.

“Kami siap menjadi sebuah perusahaan terbuka karena ini menjadi salah satu cita-cita Founder, sesuai dengan moto usaha kami yaitu Tumbuh dan Berkembang Bersama untuk Membangun Masa Depan," ujar Jayanti.

Apa yang dikemukakan Jayanti sangat dipahami oleh Syamsul Bachri Djadi, Direktur Bisnis Development Hasnur Group. Sebagai seorang profesional, Syamsul menjelaskan pandangan yang membuat dirinya tertarik memilih berkarir di Hasnur Group yang notabene merupakan sebuah perusahaan keluarga, yaitu karena tantangan dan nilai-nilai yang ada di dalam perusahaan.

Ada stigmatisasi di mana perusahaan yang berbasis keluarga sangat berseberangan dengan perusahaan berbasis profesionalitas. Menurut Syamsul, pemikiran tersebut tidak tepat. Faktanya banyak perusahaan besar yang bereputasi tinggi baik nasional maupun internasional dibangun dari sebuah keluarga dan pendekatan kekeluargaan dalam membangun usaha bisnis tersebut.

“Dalam perjalanan karir profesional saya, sangat sulit, menemukan keseimbangan antara profesionalitas dan kekeluargaan. Dan inilah yang saya temukan di Hasnur Group. Ketika menemukan titik keseimbangan tersebut, saya meyakini kita akan lalui, secara profesional berbasis integritas dan komunikatif dengan pendekatan kekeluargaan. Sehingga, keseimbangan dapat berjalan sewajarnya sebagaimana sebuah keluarga menghadapi tantangan dan akan dihadapi bersama,” tutur Syamsul.

Ia sendiri mulai berkarir di Hasnur Group sejak hampir 20 tahun yang lalu. “Saya masuk bergabung di Hasnur Group tanggal 1 Mei 2002, sebagai supervisor keuangan.”

Sebagai seorang yang telah lama berkarir di perusahaan, nilai-nilai perusahaan atau filosofi pendiri tentu melekat dalam diri Syamsul. Ia menandaskan tetap dan akan terus mengasah nilai kebijaksanaan yang menjadi salah satu nilai dalam Hasnur Group.

Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab pasti dirinya akan menghadapi berbagai tantangan, baik eksternal maupun internal seperti data, informasi, keinginan tim, tujuan perusahaan dan banyak varibel lainnya. Hal tersebut akan bisa diselaraskan jika mempunyai nilai kebijaksanaan.

Baca juga: KKSS Papua sebut sosok Klemen Tinal praktis dan taktis

Menyinggung perjalanan karirnya, Syamsul berujar akan terus mengikuti periodesasi perusahaan dalam berbagai keadaannya. Saat kondisi pasar bagus, tentu perusahaan mendapatkan keuntungan yang bagus pula, akan tetapi sebaliknya jika pasar komoditas ambruk, kondisi perusahaan juga ikut terpengaruh.

"Akan tetapi dalam situasi apapun kita pantang menyerah dengan keadaan, bersama-sama kita konsolidasikan operasional, sumber daya internal dari rangkaian integrasi bisnis duduk bersama menghadapinya. Di sinilah saya rasakan kesatuan sikap, pantang menyerah, kebersamaan kami benar-benar diuji menghadapi keadaan dan alhamdulillah kami berhasil melaluinya bersama,” ujar Syamsul.

Hasnur Group saat ini sudah berganti kepemimpinan dari seorang figur kepada para penerus di generasi kedua, yang mana saat ini terpusat pada tujuh anaknya. Secara manajemen ada sedikit perubahan namun di luar itu tetap sama. Hal itu lebih disebabkan karena generasi penerus bersepakat bersama-sama memegang teguh amanah dari pendiri dalam menjalankan perusahaan.

Meskipun dalam bidang usaha, Hasnur Group adaptif dan mampu mengikuti perkembangan pasar, namun tanpa menjaga fondasi nilai filosofi yang menjadi dasar keberlangsungan perusahaan niscaya Hasnur Group tidak akan bertahan. Inilah yang menjadi modal kesuksesan kelompok usaha ini.

Eksistensi sebagai organisasi usaha, insya Allah akan tetap ada, bertahan dan berkembang, jika semuanya bersama-sama berkomitmen untuk menjaga dan menjalankan nilai-nilai inti perusahaan. Karena keberadaan dan berjalannya sebuah organisasi perusahaan tergantung orang-orang yang menjalankannya dan nilai-nilai yang ditanamkan Founder Hasnur Group adalah nilai dasar yang universal.
 

Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021