"Menjadi pola perilaku politik yang didasarkan pada nilai ketuhanan yang maha esa, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai persatuan Indonesia, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Haedar saat menerima kunjungan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa.
Baca juga: Haedar Nashir: Jauhi politisasi Pancasila
Hadir dalam pertemuan tersebut Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Sekjen DPP PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi, Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini, serta sejumlah pengurus DPP PKS lain.
Haedar menegaskan pentingnya Pancasila sebagai rujukan bangsa termasuk di dalam berpolitik sehingga Pancasila tidak berhenti pada lisan, tulisan, dan retorika.
Dalam konteks kehidupan kebangsaan maupun politik yang menjadi arena partai politik, menurut dia, PP Muhammadiyah meminta agar semua pihak mampu berdiri tegak di atas konstitusi.
Ia menilai kondisi kehidupan kebangsaan di Tanah Air masih dalam koridor demokrasi dan konstitusi, namun di sisi lain menghadapi sejumlah masalah dalam kehidupan berdemokrasi seperti politik yang transaksional, politik yang cenderung oligarki, politik yang sampai batas tertentu oportunistik, dan niretika.
Baca juga: Ketum PP Muhammadiyah berharap tes wawasan kebangsaan dihentikan
Pertemuan yang berlangsung 1,5 jam itu membahas berbagai persoalan kebangsaan dan keumatan, serta mendiskusikan bagaimana Indonesia ke depan, di mana bangsa ini banyak tantangan dari dalam dan luar.
Sementara itu, Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan agenda silaturahim ke PP Muhammadiyah di antaranya bertujuan mengenalkan kepengurusan baru DPP PKS masa bakti 2020-2025.
"Selain kepengurusan yang baru, kami ingin memperkenalkan lambang, mars, dan hymne PKS, sebagai ikhtiar penyegaran agar PKS tampak lebih 'fresh', 'friendly, dan inklusif'," kata Syaikhu.
Baca juga: Dua menteri bersilaturahim dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Syaikhu menyebut jalan politik PKS adalah silaturahim. Semangatnya adalah mengampanyekan narasi persatuan dan persaudaraan dalam situasi masyarakat yang semakin terbelah dan sikap elite yang semakin terfragmentasi.
"Para pemimpin di negeri ini harus sama-sama mengedepankan politik kebangsaan. Politik yang membawa narasi persatuan dan persaudaraan bukan malah menyulut api kemarahan dan rasa kecewa di hati masyarakat," ujar Syaikhu.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021