Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengapresiasi pembentukan Badan Timnas Esport (BTES), yaitu tim ad hoc yang akan menjadi wadah bagi atlet-atlet esport yang membela Merah Putih dalam berbagai multiajang internasional.

Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari mengatakan kehadiran BTES menjadi preseden positif bagi dunia olahraga. Sebab, BTES terbentuk sebagai perwujudan kolaborasi antara Indonesia Esport Association (IESPA) dan Pengurus Besar Esport Indonesia (PB ESI) yang sepakat bersinergi demi semangat pencapaian prestasi Indonesia di kancah internasional.

"Ini hari bersejarah karena pembentukan BTES memberi pelajaran bagi cabor yang masih memiliki pikiran mendua, karena saat membela nama Indonesia harus menjadi satu. Esport menunjukkan meski organisasinya berbeda, jangan mengkhianati Merah Putih, karena yang paling penting adalah prestasi olahraga Indonesia," kata Okto, sapaan karib Raja Sapta, dalam pernyataan tertulis, Selasa.

Baca juga: PB ESI finalisasi game esport yang akan dipertandingkan di PON XX 

Okto bersama Komite Eksekutif (KE) bidang Pengawasan dan Harmonisasi Luar Negeri KOI Antonius Adi Wirawan, KE Bidang Pengawasan dan Harmonisasi Hubungan Antarlembaga Jadi Rajagukguk, serta Sekretaris Jenderal Ferry J Kono menerima Ketua IESPA Eddy Lim serta Sekretaris Jenderal PB ESI Frangky Ong.

Kedatangan mereka bertujuan melaporkan inisiatif antarkedua belah pihak yang sepakat menyusun pembinaan timnas esport bersama-sama.

IESPA dan PB ESI adalah dua organisasi yang menaungi esport di Tanah Air. IESPA digagas Eddy kala geliat esport mulai tumbuh di Tanah Air. Mereka berafiliasi dengan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) dan telah mendapat pengakuan dari Federasi Esport Internasional (IESF).

Sementara PB ESI terbentuk pada awal 2020. Organisasi ini diketuai Budi Gunawan dan mendapat pengakuan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebagai badan resmi yang menaungi pembinaan prestasi olahraga di bawah naungan KONI.

Ketenaran esport kian dilirik untuk dipertandingkan di multiajang olahraga internasional. Debut esport sebagai olahraga prestasi dimulai dengan masuk ke laga ekshibisi Asian Indoor and Martial Arts Games (AIMAG) 2017 Asgabath dan berlanjut di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

Antusiasme berlanjut kala SEAGF menyepakati esport menjadi cabor resmi perebutan medali di SEA Games 2019 Filipina. Bahkan esport kini juga telah masuk dalam daftar cabor yang dipertandingkan di SEA Games 2021 Hanoi, AIMAG 2021 Pataya, serta Asian Games 2022 Hangzhou.

"Jadi persiapan BTES jangan sekadar terpaku pada SEA Games, harus sampai Asian Games 2022. BTES yang harus menetapkan standar atlet timnas esport dan juga yang mengawal persiapan mereka untuk turun di multievent. Pamor esport juga tengah naik daun sehingga bisa saja menjadi movement kami yang tengah berjuang menjadi tuan rumah Olimpiade 2032," pungkas Okto.

Baca juga: Kemenparekraf harap turnamen esports bertambah dukung "sport tourism" 

Sementara itu, Eddy menjelaskan pihaknya dan PB ESI memiliki niat yang sama untuk meningkatkan prestasi esport Merah Putih.

"Oleh karena itu, kami langsung duduk bersama untuk membahas struktur BTES. Jadi memang kami sudah seperti satu grup," ujar Eddy.

Lebih lanjut, Sekjen PB ESI Frengky pun mengungkapkan keinginannya untuk melihat Merah Putih berjaya di kancah internasional.

"Kami mau menunjukkan kepada semua bahwa kami bisa bersatu dan tidak perlu ribut. Sebab, fokus kami adalah membawa kejayaan prestasi Indonesia," tutur Frengky. 

Baca juga: Indonesia runner up FIFAe Nations Online Qualifiers Zona Asia-Oceania 
Baca juga: Indonesia tembus semifinal FIBA Esports Open III 2021 
Baca juga: Indonesia bawa pulang gelar runner up CODM Garena Invitational 2021 

 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021