Srinagar (ANTARA News/AFP) - Ummat Islam pada Sabtu melakukan unjuk rasa anti-India di Kashmir yang telah dilanda kerusuhan selama berminggu-minggu setelah mereka melaksanakan shalat Ied.

Puluhan ribu warga Muslim sebagian besar pemuda, dengan meneriakkan "Usir India, pulang " dan "Kami ingin merdeka" setelah mereka berkumpul di kota utama Srinagar untuk shalat Ied.

Pasukan pemerintah berusaha mengatasi unjuk rasa tiga bulan di wilayah Kashmir berpenduduk mayoritas Muslim yang dipicu oleh pembunuhan seorang siswa berusia 17 tahun oleh polisi pada 11 Juni.

Sejumlah 70 pemrotes dan orang yang berada di sekitarnya -- beberapa di antaranya anak-anak--tewas akibat kena tembak pasukan keamanan yang menggunakan peluru tajam untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang melemparkan batu.

"Protes-protes itu adalah bentuk referendum yang menunjukkan rakyat Kashmir menginginkan merdeka dari India," kata ulama penting dan juga pemimpin gerakan pro kemerdekaan Umar Farooq kepada AFP.

Kashmir berada dalam cengkeraman aksi perlawanan selama 20 terhadap kekuasaan India yang menewaskan lebih dari 47.000 orang.

Pada shalat di satu lapangan Srinagar yang dihadiri puluhan ribu orang, Farooq meminta para jemaah bergerak ke pusat bersejarah dan bisnis kota itu, Lal Chowk.

Setelah shalat selesai, para jamaah bergerak menuju Lal Chowk, tempat para pemrotes mengibarkan bendera Islam berwarna hijau di atas satu menara jam dengan meneriakkan yel seperti: "Darah dibalas dengan darah."

Polisi antihuru hara dikerahkan di seluruh Srinagar dalam usaha mencegah terjadinya ketegangan dan pasukan keamanan melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan para pemerotes.

Farooq membacakan nama 70 orang yang tewas dalam aksi kekerasan dengan pidato yang emosional memicu para jamaah meneriakan yel-yel seperti: "India keluar dari Kashmir kami."

"Para warga Muslim dengan mengendarai sepeda motor, mobil, bus dan jip yang berhiaskan bendera-bendrea hijau Islam untuk bergabung dengan para pemrotes."

Seorang pemimpin pro kemerdekaan lainnya, Yasin Malik mendesak para pengunjuk rasa melakukan unjuk rasa secara damai.

"India harus membaca tulisan di tembok dan melakukan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan sengketa ini selamanya," kata Malik. (RN/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010