London (ANTARA) - Maskapai penerbangan yang beroperasi di Inggris telah memberi tahu pemerintah bahwa mereka akan membutuhkan dukungan khusus bagi industri penerbangan untuk membantu mereka bertahan jika aturan COVID-19 terus menutup pasar perjalanan.

Perusahaan termasuk British Airways, easyJet dan Ryanair berada dalam krisis yang semakin dalam setelah rencana Inggris untuk memulai kembali perjalanan pada 17 Mei menyusul larangan selama 4,5  bulan pada liburan luar negeri jauh dari harapan mereka.

Warga Inggris masih enggan bepergian ke sebagian besar negara, dan sejak pembukaan kembali Mei, pemerintah telah memperketat aturan, menghapus salah satu dari sedikit tujuan yang dibuka, Portugal, dari daftar perjalanan yang aman.

Saat Juli dan Agustus mendekat, bulan-bulan ketika maskapai mendapatkan sebagian besar keuntungan mereka, ada kekhawatiran musim panas mungkin hilang untuk tahun kedua berturut-turut, mempertaruhkan kelangsungan hidup maskapai dan lapangan pekerjaan.

"Jika pembukaan kembali yang berarti tidak mungkin selama musim panas ... maka dukungan ekonomi yang ditargetkan akan sangat penting untuk memastikan maskapai penerbangan Inggris dapat mencapai titik ketika memulai kembali dimungkinkan, untuk melindungi puluhan ribu pekerjaan," lobi industri Airlines UK mengatakan dalam sebuah surat kepada Menteri Keuangan Rishi Sunak pada Kamis.

Menjelang akhir September, skema dukungan pemerintah untuk melindungi pekerjaan juga akan berakhir, kekhawatiran bagi maskapai penerbangan yang mungkin masih dilarang terbang karena pembatasan perjalanan ke luar negeri.

Airlines UK mengatakan pihaknya ingin Sunak memperpanjang cuti bagi pekerja penerbangan hingga akhir April 2022, memberi maskapai lebih lama untuk membayar pinjaman pemerintah COVID-19, dan meluncurkan skema "hibah mulai kembali" untuk membantu maskapai membayar perawatan pesawat yang tidak dapat mereka gunakan.

Dalam surat itu, maskapai mengatakan preferensi mereka adalah memulai kembali perjalanan dan tidak dibatasi untuk orang yang divaksin. Tetapi kebijakan dan komentar pemerintah baru-baru ini menunjukkan bahwa hal ini tidak mungkin.

Hal itu menempatkan maskapai Inggris pada posisi yang tidak menguntungkan dibandingkan rekan-rekan di Eropa, karena negara-negara di sana mulai mengizinkan lebih banyak perjalanan, sementara Inggris tetap dengan persyaratan karantina dan pengujian selama sepuluh 10 hari.

Sumber: Reuters
Baca juga: Maskapai di Inggris batalkan ratusan penerbangan akibat wabah Corona
Baca juga: Bursa Inggris anjlok, saham maskapai EasyJet menukik 16,67 persen
Baca juga: Brexit bikin rugi maskapai penerbangan murah Inggris

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021