Bukittinggi (ANTARA News) - Para perantau Minang yang pulang kampung memburu minuman "emping dadih" yang merupakan salah satu kuliner khas Kota Bukittinggi.

"Emping dadih yang merupakan salah satu minuman khas Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam sangat laku di saat Lebaran, sebab kebanyakan yang memesan adalah para perantau, " kata salah seorang penjual minuman emping jagung di Pasar Atas, Bukittinggi, Ely, di Bukittinggi, Senin.

Ia mengatakan, seharinya saja dia mampu menjual emping dadih sebanyak 30-40 mangkuk.

Namun, disaat lebaran penjualan emping dadih mencapai 70 hingga 100 mangkok perhari.

Untuk mensuplay kebutuhan dadih yang melonjak disaat lebaran, Ia mengumpulkan dadih langsung dari pembuat dadih di daerah sekitar Kota Bukittinggi.

Emping dadih,katanya,merupakan campuran dadih (susu kerbau yang difermentasikan), emping (beras krispi tradisional) dan cairan gula tebu.

Umumnya, rasa asam-asam manis yang ditimbulkan dari dadih tersebut membuat para pembeli ketagihan dan ingin memakan kembali.

Ia mengatakan, walaupun banyak pengunjung yang tidak menyukai emping dadih, ditempat Ia berjualan juga menyediakan minuman khas Bukittinggi seperti Es tebak.

Minuman tersebut yang terdiri dari campuran tape beras dan tape ubi, tebak, cendol dan lainya dipadukan dengan serutan es yang dibuat seperti gunung.

Mengenai harga, kata Ely, harga yang dijual bervariasi dengan kisaran Rp4.000 hingga Rp6.000 dan umumnya terjangkau bagi pembeli.
(ANT/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010