Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris PT Liga Indonesia, Tigor Shalom Boboy, menyatakan empat stadion tidak layak pakai untuk gelaran Liga Super Indonesia musim 2010-2011 yang akan dimulai 26 September mendatang.

"Masih ada empat stadion yang tidak layak pakai untuk Liga Super musim depan, sedangkan empat stadion lainnya layak dengan syarat," katanya ketika dihubungi di Jakarta, Senin.

Tigor mengatakan keempat stadion yang tak layak tersebut adalah Stadion Mattoangin Makassar, Stadion Kuansing Pekanbaru, Stadion Letjen Sudirman Bojonegoro, dan Stadion Pendidikan Wamena yang diusulkan oleh tim-tim PSM, PSPS, Persibo, dan Persiwa.

Empat stadion yang layak tetapi dengan syarat adalah Stadion H. Agus Salim Padang, Stadion Persiba Balikpapan, Stadion Gelora Delta Sidoarjo, dan Stadion Persela Lamongan.

"Empat stadion tersebut harus membenahi beberapa sarana tertentu, sedangkan empat tim yang bermarkas di Makassar, Pekanbaru, Bojonegoro dan di Wamena harus mencari stadion lain sebagai pengganti," ujarnya.

Menyinggung pendaftaran klub peserta Liga Super Indonesia 2010-2011, Tigor mengungkapkan ke-18 tim telah melakukan pendaftaran ke PT Liga Indonesia.

Namun, kata Tigor Shalom Boboy, pendaftaran itu belum disertai dengan daftar nama pemain yang diberi waktu hingga 1 Oktober dan 15 Oktober mendatang.

"Kalau untuk pemain lokal kemungkinan klub-klub tak bermasalah dan diberi waktu hingga 1 Oktober," ujarnya.

Untuk perekrutan pemain asing, lanjut dia, baru diberikan waktu verifikasi dari 1 Oktober hingga 15 Oktober, sedangkan untuk penelitian aspek legal klub dilakukan oleh tim tersendiri.

Terkait dengan sistem pendaftaran pemain, dia mengatakan PT Liga memberlakukan pendaftaran melalui sistem online sehingga mempercepat proses yang dibutuhkan.

"Meski saat ini kantor PT Liga masih libur hingga 20 September terkait dengan perayaan Idul Fitri, kami menyediakan petugas piket setiap hari. Kemungkinan dalam minggu-minggu ini aktivitas arus pendaftaran pemain itu meningkat," demikian Tigor Shalom Boboy.
(ANT132/D007)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010