Modusnya beragam, supir truk bisa minta uang tambahan dari perusahaannya dengan alasan agar kontainer cepat keluar. Padahal pelabuhan melakukan semua gerakan lift on dan lift off, sudah terstruktur melalui sistem IT yang terintegrasi, ....
Jakarta (ANTARA) - Komisaris Independen PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Irma Suryani Chaniago mengatakan bahwa penegakan hukum menjadi kunci dalam pemberantasan pungutan liar (pungli) dan aksi premanisme di berbagai pelabuhan di Indonesia.

"Modusnya beragam, supir truk bisa minta uang tambahan dari perusahaannya dengan alasan agar kontainer cepat keluar. Padahal pelabuhan melakukan semua gerakan lift on dan lift off, sudah terstruktur melalui sistem IT yang terintegrasi, jadi tanpa harus diberi tip pun sebenarnya kontainer yang keluar masuk sudah direncanakan oleh perusahaan," kata Irma melalui keterangan resmi, Senin.

Irma mengatakan praktik pungli sesungguhnya sudah mengakar bertahun-tahun dan melibatkan banyak pihak, termasuk aparat, pengguna jasa hingga level terbawah yaitu penjaga pintu masuk pelabuhan.

Baca juga: Ekonom: Pelaku pungli di pelabuhan harus dihukum berat

Ia mengungkapkan selama ini para supir truk kontainer sudah terbiasa meminta uang lebih pada pengusaha dengan alasan untuk mempercepat proses pengangkutan. Uang itulah yang kemudian dibagi kepada petugas operator dengan alasan bagi-bagi rezeki. Meski tindakan tersebut salah, Irma mengatakan bahwa uang tips tidak bisa jadi alasan bagi operator untuk malas bekerja.

Ia menilai para operator ini mendapatkan penghasilan dari produktivitas kerjanya. Semakin banyak mereka berproduksi maka semakin besar premi yang mereka terima, berdasarkan sistem boxes.

"Tips dari sopir itu tidak penting bagi para operator crane di pelabuhan. Penghasilan mereka sangat tergantung pada jumlah premi yang dihitung per box kontainer. Makanya banyak sekali berita yang beredar beberapa hari ini terkait pelabuhan sangat tidak benar alias hoax," ungkapnya.

Irma kemudian menyebut salah satu rekaman video yang menyatakan truk di JICT terbengkalai karena tidak ada operator yang bekerja, ternyata setelah diteliti, video itu diambil ketika para pekerja sedang menunaikan sholat Jumat.

Baca juga: Anggota DPR minta Presiden ingatkan Saber Pungli tingkatkan kinerja

Ia mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam membuat konten dan menyebarluaskannya.

"Begitu mudahnya masyarakat membuat konten menjadikan berita benar dan hoax semakin sulit dibedakan. Tapi yang jelas, jika berita di video itu benar pasti pengguna jasa komplain dan produksi turun tajam. Faktanya kegiatan di JICT tetap normal," ujarnya.

Politisi nonaktif Partai Nasdem itu menambahkan penegakan hukum akan menjadi kunci terciptanya efisiensi di pelabuhan, termasuk praktik pungli di titik-titik tertentu melalui oknum "pak Ogah" yang diduga bekerja sama dengan oknum penegak hukum. Banyak kejadian menunjukkan ketika terjadi aksi premanisme dan pemalakan terhadap sopir di jalanan, di lokasi yang sama aparat keamanan justru diam tidak bereaksi. Jika aparat bekerja dengan baik, supir truk tentunya tidak perlu meminta uang lebih ke perusahaan yang kemudian jadi modus pungli.

"Aparat penegak hukum harus duduk bersama dengan pelaku usaha pelabuhan. Jangan asal main comot dan mendakwa. Karena kegiatan pemberian insentif itu baru bisa disebut pungli jika pemberi berkeberatan, tetapi jika yg berinisiatif adalah pemberi apakah itu pungli? Toh di pelabuhan ada CCTV, sehingga inisiator pungli itu bisa dicek fakta aslinya," pungkas Irma.

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021