Ambisi Indonesia untuk mengembangkan electric vehicle (kendaraan listrik) menggantikan kendaraan konvensional harus didukung oleh semua pemangku kepentingan di industri otomotif nasional
Jakarta (ANTARA) - Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (Maskeei) mendukung upaya penurunan emisi karbon (dekarbonisasi) sektor transportasi dengan menggelar Indonesia Energy Efficiency and Conservation Conference & Exhibition (IEECCE) 2021 yang akan membahas isu-isu terkini tentang upaya nasional dan global dalam melakukan transisi pemanfaatan energi konvensional menuju pemanfaatan energi bersih dan berkelanjutan.

Ketua Maskeei R.M. Soedjono Respati mengatakan bahwa di banyak negara pemanfaatan energi konvensional paling besar di sektor mobilitas. Oleh karenanya, keberhasilan dalam mengurangi emisi karbon di sektor ini akan sangat signifikan berkontribusi pada penurunan karbon di tingkat global.

“Ambisi Indonesia untuk mengembangkan electric vehicle (kendaraan listrik) menggantikan kendaraan konvensional harus didukung oleh semua pemangku kepentingan di industri otomotif nasional maupun oleh semua stakeholders terkait,” kata Jon Respati dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin.

Jon Respati mengatakan dukungan pemerintah merupakan suatu hal penting dalam IEECCE 2021 dengan hadirnya para pembicara kunci yang sebagian besar terdiri dari para Menteri Kabinet Kerja yang membidangi isu-isu terkait energi.

“Kesediaan Bapak-bapak Menteri untuk berpartisipasi dalam acara ini kami rasakan sebagai dukungan besar pemerintah kepada perjuangan Maskeei dalam mengadvokasi, mempromosikan dan mendorong peningkatan upaya efisiensi dan konservasi energi, serta mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendukung upaya-upaya tersebut di masyarakat, demi tercapainya sasaran pembangunan rendah karbon dan berkelanjutan," ujarnya.

"Serta dalam rangka melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global, sebagaimana yang dicantumkan dalam dokumen Nationally Determined Contribution sebagai wujud tanggung Jawab Indonesia dalam upaya-upaya global terkait perubahan iklim sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Paris tahun 2015," tambah Jon Respati.

Jon menjelaskan IEECCE 2021 berlangsung dari 14 hingga 17 Juni 2021, dengan mengambil tema “Responding to the Global Energy Transition” (Menanggapi Transisi Energi Global) dan merespons lebih spesifik pada “Decarbonization of the Mobility Sector” (Dekarbonisasi Sektor Mobilitas).

“Kami berharap event ini akan bermanfaat dan memberi sumbangan dan dorongan pada upaya peningkatan efisiensi energi dan pengembangan energi bersih dalam rangka menjawab tantangan transisi energi global menuju pemanfaatan energi bersih (clean energy) untuk pembangunan berkelanjutan”, pungkas Jon Respati.

Pada acara IEECCE 2021, akan hadir secara daring beberapa pembicara seperti Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Kepala BPPT Laksana Tri Handoko, Eksekutif Director International Energy Agency Fatih Barol, Senior Business Developer Swedish Energy Agency Paul Westin, dan Rektor ITB Reini D. Wirahadikusumah.

Sebagai informasi, Maskeei berdiri sejak November 2014, sebagai kelanjutan dari kegiatan Forum Komunikasi Masyarakat Hemat Energi (FKMHE) yang berdiri sejak 2001. Maskeei mempunyai visi tercapainya tujuan nasional pengembangan energi bersih dan berkelanjutan, khususnya terkait upaya efisiensi dan konservasi energi. Misi utama Maskeei adalah mengadvokasi gerakan penghematan energi melalui upaya efisiensi.

Baca juga: IESR: Indonesia mampu capai nol emisi karbon pada 2050
Baca juga: Punya cadangan besar, gas metana hidrat jadi solusi energi bersih RI
Baca juga: Dekarbonisasi janjikan peluang ekonomi yang sangat besar

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021