Jakarta (ANTARA) - Director of Center for Policy and Public Management, Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Yudo Anggoro mengatakan tren pelaksanaan vaksinasi publik yang kian digencarkan oleh pemerintah dan sektor lain, harus dibarengi dengan transparansi kepada masyarakat.

Ada pun transparansi yang dimaksud salah satunya adalah bahwa masyarakat berhak mengetahui orang yang ia ajak berinteraksi sudah divaksinasi atau belum. Salah satu contohnya seperti keterangan vaksinasi bagi mitra pengemudi transportasi daring yang bisa diketahui oleh pengguna.

"Informasi itu harus transparan dan akuntabel. Terutama bagi masyarakat yang terpaksa harus keluar rumah dan menggunakan layanan transportasi online, maka harus ada informasi tentang orang yang interaksi dengan pengguna itu bisa diakses di aplikasi," kata Yudo dalam jumpa pers daring, Selasa.

Baca juga: Wapres: Kota Tangerang harus siapkan faskes antisipasi lonjakan kasus

Lebih lanjut, Yudo berpendapat bahwa akses yang terbuka dapat menggugah kepercayaan masyarakat sebagai pengguna layanan transportasi tersebut.

"Akses informasi itu harus bisa dibuka sebesar-besarnya oleh masyarakat. It's within your hand, di ponsel kita. Kalau bisa mengakses, seperti ada info soal vaksinasi, itu membuat masyarakat lebih percaya kepada partner berpergiannya, dan yang penting ada mutual trust di sini," jelas dia.

Yudo kemudian memaparkan hasil riset yang menunjukkan di mana sektor transportasi yang terdampak paling terasa di antara sektor yang lain, sehingga juga pada akhirnya mempengaruhi priortias orang seperti lebih mementingkan protokol kesehatan dan rasa aman saat berpergian.

"Selama pandemi walaupun stay at home tapi kalau terpaksa ke luar rumah, modanya harus aman seperti jalan kaki atau kendaraan pribadi. Kalau misalkan tidak tersedia, yang digunakan adalah fasilitas transportasi online," kata Yudo.

"Masyarakat masih ingin menggunakan moda transportasi online untuk berangkat bekerja dan berpergian. Mereka ingin driver-nya udah vaksin dengan protokol kesehatan lengkap," imbuhnya.

Meski laju vaksinasi Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada, Yudo optimistis dengan adanya kolaborasi dan dukungan pemerintah serta sektor swasta, program vaksinasi nasional akan bisa menjangkau masyarakat lebih luas lagi -- bersama dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi COVID-19.

"Yang jelas, pandemi ini sudah berjalan setahun lebih dan masyarakat semakin aware, dan edukasinya akan itu juga gencar dilakukan. Harapannya ada di vaksin. Semua lapisan masyarakat mengharapkan semuanya dapat," kata Yudo.

"Kita perlu mendukung pemerintah untuk program ini. Kalau lajunya bisa dibantu oleh sektor lain, dibantu saja, karena vaksinasi adalah untuk kepentingan bersama satu bangsa," ujar dia.

Baca juga: Unicef: Gunakan bahasa sederhana penyampaian informasi COVID-19

Baca juga: Kemenhub: Vaksinasi prioritas utama sektor perhubungan

Baca juga: DPRD DKI : Presiden minta percepatan vaksinasi COVID-19 di DKI Jakarta

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021