Jakarta (ANTARA) - Dimas Djayadiningrat mengaku sudah lama menerapkan manajemen sampah atau memilah sampah organik dan non-organik di rumah, hal ini sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan di masa mendatang.

Sutradara yang akrab disapa Djay ini mengatakan sangat resah melihat isu sampah. Oleh karenanya, dia mulai menggerakkan kepedulian terhadap lingkungan dari wilayah terkecil yakni keluarga. 

"Saya mengajarkan keluarga rutin memilah sampah, menyetorkannya kepada pihak yang bertanggung jawab, hingga memanfaatkan sampah organik menjadi kompos," kata Djay dalam webinar "#GenerasiPilahPlastik" pada Selasa (15/6).

Baca juga: Alasan Dimas Djay peduli pada masalah lingkungan

Untuk sampah yang terbuat dari plastik, Djay menggunakannya kembali untuk pot tanaman, sampah kertas dijadikan bubur dan dibentuk sebagai tempat untuk semai bibit. Tak hanya itu, Djay juga mengolah minyak jelantah atau minyak sisa memasak sebagai sabun cuci pencuci piring.

"Saya mencoba untuk me-reuse, yang bisa saya kerjakan ulang akan saya kerjakan ulang, saya recycle. Sisa makanan jadi pupuk kompos, pengolahan sampah yang tidak bisa saya recycle akan saya setorkan ke operator daur ulang," ujar Djay.

Djay mengatakan sangat senang untuk menyebarluaskan perihal memilah sampah. Menurut Djay, gerakan ini paling ampuh disebarkan melalui keluarga, kerabat dan orang terdekat terlebih dahulu dengan harapan nantinya mereka akan turut menularkan kepada yang lain.

Kunci penting dari manajemen sampah adalah sikap konsisten. Sebab saat memilah sampah organik dan non-organik dibutuhkan usaha ekstra.

"Masalah memilah sampah ini kayak kita menjalankan sekolah pasti ada rasa sebel-sebelnya, tapi kan ini buat kebaikan alam. Dulu awal-awal bingung ini sampah-sampah mau dibawa ke mana karena dulu operatornya enggak ada, sekarang kan mudah," ujar Djay.

Baca juga: Memilah sampah di rumah ala Tasya Kamila

Baca juga: Smart City Jakarta kembangkan sistem manajemen sampah

Baca juga: Jakarta perlu manajemen sampah bersama

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021