Dumai (ANTARA News) - Jumlah penderita gangguan jiwa di Kota Dumai, Riau, setiap tahunnya terus naik signifikan, kata Kepala Dinas Sosial Kota Dumai, Amiruddin, kepada ANTARA di Dumai, Selasa.

"Jumlah pastinya kami belum ada. Namun dari pandangan mata, dapat dilihat di jalan-jalan dan sejumlah tempat keramaian, selalu ditemukan orang dengan penampilan kumuh dan tingkah laku yang aneh-aneh," katanya.

Amiruddin berkeyakinan bahwa orang-orang yang berpenampilan kumuh dan bertingkah laku aneh itu merupakan warga yang mengalami gangguan kejiwaan.

Dikatakan, keadaan ini sering meresahkan warga karena penderita kejiwaan ini terkadang melakukan aksi-aksi berbahaya seperti berdiri di tengah jalan tanpa peduli dengan kendaraan yang lalu lalang, bahkan ada juga yang mendatangi rumah-rumah warga dengan tanpa busana.

Para penderita ganguan jiwa itu, kata Amiruddin, didominasi kaum laki-laki dewasa, hanya beberapa saja di antara mereka terlihat perempuan dewasa.

"Umumnya penderita gangguan jiwa berasal dari Kota Dumai yang sudah tidak mendapat perhatian dari pihak keluarganya," ucapnya.

Ditanya mengenai penanganan yang dilakukan pihak dinas atas banyaknya penderita gangguan jiwa di Kota Dumai itu, Amiruddin mengaku masih terkendala dana.

"Penanganan yang biasa kami lakukan adalah dengan mengumpulkan para penderita gangguan jiwa untuk kemudian dikirim ke Rumah Sakit Jiwa Pekanbaru. Nah, untuk mengirim mereka ke sana, membutuhkan biaya yang tidak sedikit," katanya menerangkan.

Dari penelusuran ANTARA, ditemukan seorang pria dewasa yang mengalami gangguan jiwa. Menurut warga setempat, pria tersebut bernama Amat, warga Jalan Teduh dan disinyalir masih mempunyai keluarga di kota ini.

"Sejak kecil, Amat telah mengalami gangguan jiwa. Akibat tidak mempunyai biaya, Amat tidak bisa berobat, sehingga ketika usianya mulai beranjak dewasa, orang tuanya tidak pernah memperdulikannya lagi. Hingga kini Amat terus berada di jalanan," kata Idah (40), warga Dumai yang mengaku mengenal Amat.

Menurut Idah, banyaknya penderita ganguan jiwa yang berkeliaran di Kota Dumai sangat meresahkan. Selain mengganggu warga, lanjut dia, tingkah laku para penderita gangguan jiwa itu juga kerap membuat warga kesal.

"Jika penderita ini mulai tidak terkontrol, mereka terkadang berjalan di tempat-tempat keramaian dengan tanpa busana," ucap Idah sambil mengangkat kedua bahunya.

Berdasarkan pengamatan Syam (30), seorang warga Dumai lainnya, penderita gangguan jiwa ini hidup dengan mengandalkan sisa makanan yang dijumpai di tempat pembuangan sampah.

Selain itu, kata dia, penderita gangguan jiwa sering melewatkan malam dengan tidur di emperan toko dan di pinggir-pinggir jalan.

(KR-FZR/P004/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010