Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku Murad Ismail mengimbau warga yang bermukim di wilayah selatan Pulau Seram untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan, usai diguncang gempa bumi bermagnitudo 6,1 pada Rabu pukul 13.43.08 WIT.

"Saya mengimbau warga di selatan Pulau Seram khususnya yang tinggal di pesisir pantai Tehoru - Teluk Telutih hingga Siwalalat untuk tetap waspada usai diguncang gempa magnitudo 6,1," katanya di Ambon, Rabu.

Imbauan yang disampaikan Gubernur Murad berkaitan dengan peringatan yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), agar masyarakat setempat tetap waspada terhadap gempa susulan dan potensi tsunami akibat longsor di bawah laut.

Dengan imbauan dikeluarkan BMKG tersebut, dia meminta masyarakat di pesisir selatan khususnya yang berada di daerah Yaputih, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, hingga Atiahu, Kecamatan Siwalalat, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) selalu selalu waspada dengan potensi bencana alam yang tidak dapat diprediksi kejadiannya.

"Saya minta agar masyarakat tetap waspada dan ikhtiar karena gempa bumi tidak bisa diprediksi waktunya, sehinga semua dapat terhindar dari musibah, terutama kemungkinan jatuhnya korban jiwa," katanya.

Masyarakat diimbau untuk sementara waktu menghindari daerah pesisir pantai dan berada di daerah ketinggian, sehingga lebih aman jiwa terjadi gempa susulan.

Sampai saat ini BMKG masih terus memantau perkembangan dan potensi terjadi gempa susulan di wilayah tersebut.

Gubernur juga telah memerintahkan BNPB Maluku maupun kabupaten Maluku Tengah menginventarisasi berbagai kerusakan yang terjadi akibat gempa tersebut, untuk segera dilaporkan agar dapat segera ditangani.

Baca juga: BMKG: Wilayah selatan Pulau Seram rawan tsunami
Baca juga: BPBD Maluku Tengah : Tiga desa terdampak gempa magnitudo 6,1


Gempa tektonik tersebut berada pada titik koordinat 3,39 LS dan 129,56 BT atau tujuh km timur Tehoru, Maluku Tengah, dan 58 km barat daya Kobisonta.

Pusat gempa berada di laut yakni 67 km tenggara Maluku Tengah, dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa bumi itu dirasakan pada skala III MMI di Tehoru, Masohi, Bula, dan Kairatu, serta pada skala II MMI di Ambon.

Sedangkan laporan Stasiun Geofisika Klas I Ambon (Stageof Ambon) gempa terjadi dua kali di Kabupaten Maluku Tengah. Gempa pertama magnitudo 3,5 di 6 km barat daya Tehoru sekitar pukul 12.22 WIT, dan gempa magnitudo 6,1 di 40 km timur Kota Masohi, kedalaman 10 kilometer pada pukul 13.43.08 WIT.

Gempa tersebut menimbulkan kepanikan warga yang mengungsi ke kawasan pegunungan. Gempa juga menyebabkan tanah ambles di dua lokasi di Dusun Mahu, Desa Tehoru, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah, dengan kedalaman enam sampai delapan meter.

Selain itu menyebabkan empat rumah warga di Dusun Mahu mengalami rusak ringan dan sedang, dua rumah rusak ringan dan satu rusak berat di Dusun Pasalolu, serta pagar tembok Mushala Nurul Jami Desa Tehoru roboh.

Selain kerusakan bangunan dan tanah ambles, hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa akibat gempa bumi tersebut.

Baca juga: Gempa magnitudo 6,1, warga Tehoru-Malteng mengungsi ke perbukitan
Baca juga: Gempa Pulau Seram sebabkan tanah amblas di Kecamatan Tehoru
​​​​​

 

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2021