Jakarta (ANTARA News) - Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) emiten perusahaan air minum kemasan PT Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA) menyetujui rencana perseroan untuk menjadi perusahaan tertutup (go private) dari sebelumnya sebagai perusahaan terbuka.

Sebanyak 82,6 persen pemegang saham publik yang hadir menyetujui rencana itu. Adapun jumlah pemegang saham yang hadir dalam RUPSLB itu sebanyak 92,10 persen.

Direktur Utama PT Aqua, Parmaningsih Hadinegoro di Jakarta, Rabu mengatakan, hasil RUPSLB ini diharapkan menjadi jalan terbaik untuk perusahaan agar terus berkembang.

Menurut peraturan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), harga penawaran tender harus lebih tinggi dari harga saham Aqua tertinggi di pasar selama 90 hari hari terakhir.

"Alhamdulillah semua sudah selesai, dan kami juga sudah mendapatkan izin dari Bapepam untuk melakukan rencana ini, artinya tidak ada hal negatif dalam rencana perusahaan," ujarnya.

Salah satu pemegang saham, M Baramuli mengatakan, rencana perusahaan dianggap yang terbaik, karena selama ini saham Aqua termasuk digolongan saham stagnan.

"Lebih baik Aqua go private, toh investor juga menikmati hasil dari rencana itu, saya yakin Aqua akan lebih baik kinerjanya dari sebelumnya," katanya.

Sementara, komposisi pemegang saham Aqua adalah PT Tirta Investama 12.419.090 saham (94,35 persen) dan publik 743.383 saham (5,65 persen).

Perseroan menetapkan harga penawaran tender (tender offer) sebesar Rp500.000 per saham atau total nilai sebesar Rp371,79 miliar untuk sisa saham yang dimiliki pemegang saham publik.

Artinya harga Rp500.000 ini juga lebih tinggi 124,76 persen dari hasil penilaian harga wajar saham berdasarkan penilaian penilai independen, yakni sebesar Rp222.460 per saham, sedangkan nilai nominal saham Aqua hanya 1.000 per saham.

Rencana go private Aqua sudah dicanangkan sejak 2001 namun selalu menemui kegagalan. RUPSLB yang mengagendakan rencana go private ini adalah yang ketiga dilakukan.
(ZMF/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010