Sampai hari ini, EBT masih ada di angka 11 persen. (Ini sudah) tinggal berapa tahun saja, dan kita harus mencapai 23 persen...
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barends menginginkan pemerintah dapat mempercepat perwujudan bauran energi seperti yang telah ditargetkan dalam rangka mewujudkan komitmen terhadap penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) di Tanah Air.

"Sampai hari ini, EBT masih ada di angka 11 persen. (Ini sudah) tinggal berapa tahun saja, dan kita harus mencapai 23 persen. Sementara anggaran yang diarahkan untuk pengembangan EBT sendiri masih terbatas. Kami harap kebijakan dan goodwill sendiri dari pemerintah untuk mengembangkan EBT," kata Mercy Chriesty Barends dalam rilis di Jakarta, Kamis.

Menurut Mercy, dengan terwujudnya bauran energi Indonesia seperti yang ditargetkan, maka ke depannya dinilai dapat mencapai keseimbangan antara neraca energi nasional dan neraca keuangan Indonesia.

Politisi Fraksi PDIP itu mengutarakan harapannya agar pemerintah segera mewujudkan energi baru terbarukan (EBT), walaupun diketahui memiliki anggaran terbatas dalam pelaksanaanya.

Ia berpendapat bahwa bila Indonesia jika hanya mengandalkan energi fosil, maka cita-cita Bangsa Indonesia untuk memiliki kemandirian dan kedaulatan energi tidak akan terjadi.

Sebelumnya, PLN juga telah mendorong berbagai pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan energi baru dan terbarukan.

Misalnya, PT Perusahaan Listrik Negara dilaporkan akan membangun pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 30 megawatt guna mendukung pemanfaatan energi terbarukan di kawasan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas dan premium di Indonesia.

Manajer Unit Layanan Pelanggan PLN Labuan Bajo Gede Ambar Natha di Labuan Bajo, Selasa (15/6), mengatakan, ada tiga daerah yang telah dilakukan survei awal dan cocok untuk dibangun pembangkit listrik tenaga surya, yakni Lembor, Lembor Selatan, dan Golobilas.

"Sebaran matahari paling baik untuk bangun PLTS ada di daerah-daerah tersebut," kata Gede.

Gede menjelaskan daerah Lembor memiliki sebaran radiasi matahari mencapai 1.934,7 kWh per meter persegi, Lembor Selatan sebanyak 2.025,5 kWh per meter persegi, dan Golobilas punya radiasi mencapai 1.952,9 kWh per meter persegi.

Menurut dia, ideal sebaran radiasi berada di atas angka 1.700 kWh per meter persegi yang membuat ketiga daerah tersebut dipilih untuk menjadi lokasi pembangunan pembangkit energi surya.

Suplai kelistrikan yang bersumber dari energi terbarukan yang ramah lingkungan merupakan bentuk dukungan perseroan terhadap pengembangan sektor pariwisata, properti, dan industri lokal di Labuan Bajo, NTT.

Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, Kementerian ESDM menjamin peningkatan porsi pembangkit energi baru terbarukan di Indonesia mencapai 48 persen dan sisanya 52 persen masih akan ditopang pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Baca juga: Anggota DPR: RUU EBT dorong energi bersih jadi lebih kompetitif

Baca juga: Punya cadangan besar, gas metana hidrat jadi solusi energi bersih RI

Baca juga: Pandemi jadi tantangan PLN genjot pengembangan energi baru terbarukan

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021