Jakarta (ANTARA) - Huawei Carrier BG Chief Marketing Officer Bob Cai mengatakan efisiensi penggunaan teknologi AR (Augmented Reality) dan jaringan 5G akan berhubungan satu sama lain hingga akhirnya membuat ekosistem teknologi masa depan yang mutakhir.

"5G ke depan akan menghidupkan teknologi AR dan begitu pula sebaliknya, AR akan memantik gelora 5G, kata Cai pada gelaran "Huawei Better World Summit untuk 5G + AR", yang digelar secara virtual pada Kamis (17/6) malam.

Baca juga: Huawei berharap penyebaran jaringan 5G global cepat merata

Dalam kesempatan tersebut, ia sekaligus mengumumkan perilisan buku putih bertajuk "AR Insight and Application Practice White Paper," yang mengupas mengenai industri AR dari sisi perangkat, aplikasi, hingga jaringan.

Cai juga menyerukan kepada seluruh pelaku industri untuk menguatkan jalinan kerja sama menuju terbangunnya sebuah ekosistem 5G + AR yang membawa kesejahteraan bagi umat manusia.

Selaras dengan temuan dari pihak ketiga, Huawei juga memprediksikan bahwa pasar AR nantinya akan menyentuh hingga 300 miliar dolar AS di tahun 2025.

"Pengadopsian AR pertama secara besar-besaran akan terlihat di lima industri prioritas, yakni edukasi, jejaring sosial, belanja, usaha perjalanan dan navigasi, serta gim," kata Cai.

"AR benar-benar akan menjadi pemampu terjadinya konvergensi antara dunia fisik dengan digital, mewujudkan mimpi menjadi kenyataan," imbuhnya.

Cai juga menyampaikan sejumlah studi kasus penerapan AR oleh Huawei. Pandemi COVID-19 yang melanda global saat ini menghalangi pelanggan untuk berkunjung secara langsung ke lokasi-lokasi demo produk dan solusi Huawei.

Baca juga: Huawei dorong pengembangan ekonomi digital di Better World Summit 2020

"Oleh karenanya, Huawei memanfaatkan teknologi AR untuk mendemonstrasikannya secara daring, sehingga komunikasi bisa terjalin lebih efisien. Huawei juga menggunakan AR untuk mempercepat penyiapan BTS 5G. Cara ini diharapkan akan mampu meningkatkan efisiensi dalam setiap pembangunan dan penyiapan BTS 5G," kata Cai.

Selain itu, Cai menunjukkan salah satu uji coba Huawei Air Photo yang menggunakan algoritma unik untuk mengonversikan foto 2D menjadi model 3D digital. Cara ini dianggap mampu mensimplifikasikan pemodelan karakter AR dalam mode 3D.

Ia kemudian memperkenalkan solusi mutakhir Huawei AR Engine, yakni sebuah platform untuk pengembangan teknologi AR yang dikembangkan oleh Huawei sendiri. Platform ini berorientasi pada perangkat-perangkat bergerak. Dengan Huawei AR Engine, pengembang hanya perlu menuliskan 10 baris kode untuk membuat efek-efek AR. Cara ini jauh lebih efisien untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi AR.

"Pengembangan AR butuh kolaborasi dari seluruh pelaku industri demi terwujudnya rantai nilai 5G + AR yang membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia," kata Cai.

"Perpaduan antara teknologi AR dan 5G hadir di waktu yang tepat. 5G akan menghidupkan teknologi AR dan begitu pula sebaliknya, AR akan memantik gelora 5G," pungkasnya.

Di sisi lain, He Chengjian, Direktur Biro Manajemen Komunikasi Shenzhen, menyampaikan keberhasilan Shenzhen menjadi kota pertama di dunia yang sudah terjangkau oleh jaringan 5G SA secara penuh.

Layanan TIK yang direpresentasikan oleh teknologi AR berpotensi bisa diadopsi oleh semua lini industri, seperti produksi industri, e-commerce, perumahan, dekorasi rumah, kebudayaan, olah raga, pariwisata, layanan kesehatan, hingga edukasi.

Aplikasi-aplikasi AR menjadi mesin pendorong utama dalam transformasi digital, merombak bagaimana proses-proses produksi dijalankan, hingga dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Pengalaman pengguna jadi fokus Huawei bangun layanan cloud

Baca juga: Solusi Huawei untuk keterhubungan jaringan negara berkembang

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021