Pagaralam, Sumsel (ANTARA News) - Ratusan meter tebing kawasan bukit barisan Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, pada Sabtu longsor di tiga titik mulai dari Kelurahan Bumiagung hingga Dusun Jangkarmas, Kecamatan Dempo Utara.

ANTARA yang memantau lokasi kejadian melaporkan, longsor di tiga titik tersebut bukan saja merusak ribuan pohon kopi, tapi sebagian tebing di bukit barisan retak membelah hutan tersebut dengan panjang sekitar ratusan meter dan tinggi puluhan meter.

Adapun sejumlah warga pemilik kebun yang mengalami kerusakan terparah yaitu milik Kaman, Asum dan Ramidi warga Kelurahan Agung Lawangan, selain itu milik Safri, Yando, Mir, warga Kelurahan Jangkarmas, Kecamatan Dempo Utara.

"Memasuki musim hujan bukan hanya mempengaruhi kondisi alam daerah ini saja, tapi termasuk menimbulkan banyak terjadi bencana tanah longsor terutama di kawasan perbukitan mulai dari Dusun Bumiagung hingga Dusun Jambatakar, Kecamatan Dempo Utara," kata Ketua RW 02 Dusun Jambatakar, Kelurahan Jangkarmas, Kecamatan Dempo Utara, Salahudin.

Sudah puluhan tahun tinggal di daerah Bumiagung, kata dia, baru memasuki tahun 2010 ini terjadi longsor di perbukitan Dempo Utara tersebut. Bahkan longsor bukan hanya menimbun tanaman sayuran saja, tetapi termasuk ribuan pohon kopi juga ikut rusak terbawa lumpur.

"Cukup besar dampak yang ditimbulkan akibat terjadi bencana longsor, bukan hanya merusak puluhan hektare lahan kebun kopi milik warga dua kelurahan itu, tapi lahan rusak semakin meluas bila terjadi hujan deras," ungkap dia.

Pernyataan senada diungkapkan, Maulana, warga lainnya bahwa longsor juga membuat air sungai keruh dan merusak sejumlah pipa air bersih akibat tertimbun tanah kuning bercampur batu gunung.

Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Pagaralam, Hasan Barin Ibnu, mengatakan memang sebagian besar kawasan hutan di bukit barisan yang ada di daerah Dempo Utara kondisinya sudah kritis akibat terjadi alih fungsi dari hutan menjadi lahan perkebunan kopi.

Luas hutan lindung sekitar 28.740 hektare, hutan budidaya sekitar 24.336 hektare dan hampir 5.000 hektare hutan lindung rusak.

"Kita kesulitan melakukan upaya pencegahan selain sebagian besar daerah perbukitan ini sudah dikuasai warga turun-temurun. Sementara tapal batas hutan lindung dan batas hutan kota juga sudah hilang. Sejak kita berpisah dari Kabupaten Lahat semua tapal batas hutan lindung sudah banyak hilang," ungkap dia.

Sebetulnya hampir sebagian perbukitan ini sudah menjadi lahan perkebunan kopi, sehingga sulit ditemukan pepohonan besar sebagai penahan tanah, katanya.

Namun demikian, kawasan bukit ini merupakan bagian dari bukit barisan yang membelah dua wilayah di Pagaralam yaitu Kelurahan Muarasiban dan tiga kelurahan lainnya yaitu Jangkarmas, Bumiagung dan Agunglawangan," kata dia.

(ANT-127/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010