Klaten (ANTARA News) - Seorang tewas dan sedikitnya tujuh rumah serta 16 los tembakau di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dilaporkan rusak akibat diterjang angin puting beliung, Sabtu.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Klaten, Sri Winoto, di Klaten, mengatakan angin tidak hanya menerjang rumah dan los tembakau, tetapi juga menumbangkan puluhan pohon dan seorang warga Kecamatan Jatinom dilaporkan tewas karena tumbangnya pohon randu di samping rumahnya.

Korban tewas bernama Sayem (65) warga Dusun Randunalanang, Desa Beteng, Kecamatan Jatinom, Klaten.

"Laporan yang kami terima hingga saat ini menyebutkan rumah yang rusak berjumlah tujuh bangunan dengan perincian satu rumah di Kecamatan Juwiring dan lima lainnya di Kecamatan Prambanan," kata Sri Winoto.

Selain itu, Balai Desa Sengon, Prambanan, juga roboh akibat tersapu angin puting beliung, sedangkan los tembakau milik PT Perkebunan Nusantara yang roboh berada di Kecamatan Kebonarum dan beberapa wilayah lainnya.

Selain itu, beberapa baliho di sepanjang jalan raya di Klaten juga tumbang karena sapuan angin.

"Kami belum dapat memperhitungkan kerugian akibat terpaan angin kencang ini. Kemungkinan mencapai puluhan juta rupiah," katanya.

Berdasarkan pantauan, angin ribut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB setelah setengah jam sebelumnya sebagian besar wilayah di Kabupaten Klaten diguyur hujan deras.

Beberapa wilayah sempat terputus aliran listrik karena derasnya hujan.

Enam kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Manisrenggo, Bayat, Klaten Selatan, Jogonalan, Klaten Tengah, dan Kemalang dikabarkan juga dihantam puting beliung pada saat itu.

Sri Winoto pun mengimbau masyarakat untuk terus mewaspadai bencana alam itu mengingat cuaca ekstrim yang terjadi beberapa waktu belakangan.

"Meskipun sebelumnya informasi yang kami dapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika bahwa cuaca ekstrim diperkirakan akan berlangsung pada Oktober mendatang, kami tetap mengimbau masyarakat untuk mewaspadainya," katanya.(*)

(ANT-202/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010