Jadi semua bisa dilakukan melalui handphone, smarthphone, tanpa harus pergi secara fisik ke bank
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah resmi membuka penawaran instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel kepada investor individu secara online (e-SBN) dengan tingkat kupon mengambang yaitu Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR010 pada Senin ini pukul 09.00 WIB hingga 15 Juli 2021 pukul 10.00 WIB untuk terus memperluas basis investor domestik, khususnya investor milenial.

"Dalam rangka menambah alternatif investasi yang aman dan menguntungkan bagi masyarakat, hari ini pemerintah membuka penawaran SUN ritel yang tidak dapat diperdagangkan yaitu SBR 010. Di tengah era suku bunga rendah dunia saat ini, SBR010 memiliki fitur yaitu kuponnya floating with the floor yang jarang dimiliki oleh instrumen investasi lainnya," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Luky Alfirman di Jakarta, Senin.

Dengan fitur tersebut, lanjut Luky, imbal hasil SBR dipatok minimal sebesar kupon saat penerbitan dan di sisi lain investor berpotensi menerima imbal hasil yang lebih tinggi jika suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7Day Reverse Repo Rate meningkat.

Oleh karena itu, selain menawarkan kupon yang kompetitif dibandingkan produk investasi lainnya serta adanya perlindungan dari inflasi, SBR 010 juga dapat digunakan untuk melindungi investor dari fluktuasi bunga di pasar. SBR010 kali ini ditawarkan dengan tingkat kupon 5,1 persen dengan tenor dua tahun dan adanya fasilitas pelunasan sebelum jatuh tempo atau early redemption.

"Untuk memperluas basis investor, terutama generasi milenial dan generasi Z, pemerintah telah menurunkan nilai investasi dari tadinya minimal Rp5 juta sebelumnya menjadi hanya Rp1 juta dengan nilai investasi maksimal Rp3 miliar," ujar Luky.

Selain itu, untuk meningkatkan kenyamanan investasi di tengah pandemi, pemerintah telah mengembangkan platform digital e-SBN sehingga pemesanan dan pembayaran SBN ritel dapat dilakukan secara daring melalui 26 mitra distribusi yang telah ditunjuk pemerintah.

"Jadi semua bisa dilakukan melalui handphone, smarthphone, tanpa harus pergi secara fisik ke bank," kata Luky.

Seperti hal penerbitan SUN lainnya, dana yang diperoleh dari penerbitan SBR010 digunakan untuk pemenuhan target pembiayaan APBN 2021, termasuk pembiayaan untuk pengadaan vaksin, biaya kesehatan, bantuan sosial, dukungan kepada UMKM, serta program penanganan dan dampak pandemi lainnya.

"SBR010, tagline-nya adalah pilihan berharga untuk tumbuh bersama. Pilihan berharga memiliki makna SBN ritel termasuk SBR010 merupakan alternatif investasi yang bernilai tinggi karena manfaatnya tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Sementara itu, tumbuh bersama dapat diartikan juga sebagai karakteristik saving bond ritel yang berpotensi naik atau tumbuh apabila suku bunga acuannya naik akan digunakan untuk pembiayaan APBN untuk mendorong pertumbuhan bangsa Indonesia," ujar Luky.

Tingkat kupon SBR010 untuk periode tiga bulan pertama mulai 22 Juli sampai 10 Oktober 2021 sebesar 5,10 persen berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 3,5 persen ditambah spread tetap 160 bps atau 1,6 persen. Sementara tingkat Kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo yang didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 160 bps atau 1,6 persen.

Untuk tingkat kupon sebesar 5,10 persen tersebut berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor) dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo. Pembayaran kupon dilakukan pada tanggal 10 setiap bulan dengan pembayaran pertama kali pada 10 September 2021 (long coupon) dan jika tanggal pembayaran bukan pada hari kerja maka dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi bunga.

Baca juga: Kemenkeu tawarkan SBR010 berkupon 5,10 persen
Baca juga: Pemerintah jual ORI019 dengan tingkat kupon 5,57 persen
Baca juga: Kemenkeu: Investor milenial jadi modal kurangi pembiayaan luar negeri

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021