Jerusalem (ANTARA News) - Lebih dari 7.400 orang telah tewas akibat kekerasan Israel-Palestina sejak meletusnya perlawanan Palestina, atau intifada, kedua 10 tahun lalu bulan ini, demikian sebuah kelompok hak asasi manusia Israel.

Sebagian besar dari 7.454 orang yang tewas itu adalah warga Palestina, yang tercatat 6.371 orang, atau sekitar 85 persen, dari seluruh korban kekerasan tersebut, kata kelompok HAM B`Tselem dalam satu pernyataan Senin.

Di antara warga-warga Palestina yang tewas itu, 1.317 orang belum dewasa.

Korban Palestina itu termasuk sedikitnya 2.996 orang yang tidak mengambil bagian dalam permusuhan ketika mereka tewas dan 2.193 yang mengambil bagian, kata kelompok tersebut.

Sisanya termasuk 694 orang yang mungkin atau mungkin bukan pejuang, di samping 240 orang yang dibunuh dan 248 polisi yang dipekerjakan oleh pemerintah yang dipimpin Hamas yang tewas dalam perang Gaza 2008-2009.

Orang-orang Palestina menewaskan 1.083 warga Israel pada periode waktu yang sama, termasuk 741 warga sipil, dari mereka itu 124 orang yang belum dewasa. Korban tewas lainnya sebanyak 342 orang adalah anggota pasukan keamanan.

Selasa menandai ulang tahun ke-10 kunjungan kontroversial Ariel Sharon ke kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Jerusalem, kejadian yang secara luas dianggap sebagai pemicu intifada, atau perlawanan, kedua.

Empat tahun berikutnya telah menyaksikan sejumlah pemboman bunuh diri Palestina di kota-kota Israel dan serbuan skala luas militer Israel di Tepi Barat yang diduduki negara Yahudi itu dan Jalur Gaza.

Kekerasan mulai mereda setelah pertemuan puncak 2005 antara Sharon, sekarang perdana menteri, dan Mahmud Abbas, yang menggantikan pemimpin Palesina Yasser Arafat pada akhir 2004. Pertemuan itu dianggap secara luas sebagai pertanda berakhirnya perlawanan Palestina.

Putaran besar peertumpahan darah lainnya pada satu dasawarsa terakhir itu adalah serangan 22 hari Israel di Gaza pada Desember 2008 dan Januari 2009, pada waktu sekitar 1.400 warga Palestina dan 13 orang Israel tewas, demikian AFP.

(S008/M016/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010